Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harzya.

Bongkah.id – Langkah Anies Baswedan diinisiasi Partai NasDem menggandeng Muhaimin Iskandar Sebagai bakal calon wakil presiden menuai reaksi keras dari Partai Demokrat selaku anggota Koalisi Perubahan. Parpol pemenang Pemilu 2009 ini merasa dikhianati karena keputusan itu ditetapkan secara sepihak.

Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harzya menegaskan, Anies didukung Partai NasDem bermanuver sendiri menggandeng Muhaimin Iskandar dilakukan tanpa persetujuan seluruh anggota Koalisi Perubahan. Bahkan, partainya dan PKS, imbuh dia, tidak pernah diajak membahas langkah politik itu.

ads

“Hari ini, kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. Dan dia mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar. Demokrat “dipaksa” menerima keputusan itu (faith accomply),” kata Riefky dalam keterangan resmi, Kamis (31/8/2023).

Atas manuver Anies dan Paloh itu, Riefky menegaskan, majelis Tinggi Partai Demokrat akan menggelar rapat untuk menentukan sikap politik.

Baca: Kunjungan Anies Baswedan ke Jombang Pertegas Pinangan ke Muhaimin Iskandar, Ini Tanggapan Paman Cak Imin

“Menyikapi hal itu, Partai Demokrat akan melakukan rapat Majelis Tinggi Partai untuk mengambil keputusan selanjutnya. Sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat tahun 2020, kewenangan penentuan koalisi dan Capres/Cawapres ditentukan oleh Majelis Tinggi Partai,” jelasnya.

Partai Demokrat, kata Riefky, memperoleh informasi bahwa keputusan secara sepihak itu diambil atas inisiatif Ketua Umum (Ketum) Nasdem, Surya Paloh.  Riefky merasa heran dengan keputusan sepihak yang diambil oleh Anies Baswedan.

Kendati Partai Nasdem telah menetapkan Anies sebagai Capres sejak 3 Oktober 2022, tetapi sebelum PD dan PKS masuk, koalisi itu belum memenuhi syarat Presidential Threshold 20%  untuk mengusung capres. Oleh karena itu, Riefky menegaskan, sejak bergabung Demokrat dan PKS, koalisi ditetapkan atas dasar perubahan.

“Hingga 22 Januari 2023, Anies maupun Partai Nasdem belum berhasil membentuk sebuah koalisi Parpol yang memenuhi syarat Presidential Threshold 20 persen. Lalu Partai Demokrat dan PKS bergabung membentuk Koalisi Perubahan,” jelasnya.

Partai Demokrat mengaku heran dengan keputusan Anies dan Nasdem secara sepihak menentukan Cawapres. Padahal, sesuai dengan kesepakatan, Cawapres di koalisi perubahan ditentukan melalui beberapa kriteria yang sudah ditetapkan tim delapan.

“Dengan kesepakatan Anies membawa Partai Nasdem, Ketum AHY membawa Partai Demokrat dan keduanya bekerjasama untuk mengajak PKS,” terang Riefky.

Dikatakan dia, atas dasar persahabatan dan chemistry yang selama ini terbangun, Anies Baswedan mengajak Ketum AHY “menjemput takdir” sebagai pasangan Capres Cawapres 2024-2029. Bahkan, pada tanggal 12 Juni 2023 lalu, Anies secara khusus menghubungi AHY untuk menjadi Cawapresnya.

“Saya ditelepon beberapa kali oleh Ibu saya dan guru spiritual saya, agar segera berpasangan dengan Capres-Cawapres Anies-AHY,” anggota Tim 8 Koalisi Perubahan ini menirukan percakapan Anies.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini