Anggota Dewan Pers, Sapto Anggoro dalam rapat bersama Unesco di Kroasia.
Anggota Dewan Pers, Sapto Anggoro dalam rapat bersama Unesco di Kroasia.

Bongkah.id – Draf rancangan undang-undang (RUU) penyiaran yang diinisiasi DPR RI, dikhawatirkan akan menjadi masalah ke depan pasca pemilihan presiden.

Ini disampaikan anggota Dewan Pers, A Sapto Anggoro, dalam rapat kelompok kerja regulasi (regulatory body) di forum tertutup Unesco tentang tata kelola platform digital di Dubrovnik, Kroasia, Rabu (19/6/2024).

ads

Dalam rapat itu Sapto Anggoro, Indonesia saat ini dalam situasi berbahaya. Karena parlemen sempat mengusulkan soal pelarangan penyiaran eksklusuf jurnalisme investigasi yang dituangkan dalam draf RUU Penyiaran.

“Meski kemudian pembahasan draf itu dinyatakan ditunda tapi bukan dibatalkan,” tuturnya.

Sapto berpendapat hal itu berpotensi mengganggu demokrasi di Indonesia dan selayaknya semua peduli dan memberi perhatian. Dewan Pers bersama konstituen sudah menolak hal itu.

“Saya rasa ini perlu perhatian dunia,” kata dia.

Pertemuan di Kroasia yang bertajuk “Regulatory approaches to new technologies: ensuring complementarity among different regulatory arrangements” itu dihadiri para badan regulator media dunia.

Pembahasan meliputi media sosial, digital platform, pers, dan lain-lain dalam konteks pengaturan dan pengawasannya.

Sapto menyatakan, bahwa isu yang disampaikan bukan menanggapi pembicara-pembicara lain tapi berbagi informasi tentang situasi di Indonesia.

Di tengah masalah itu, tambah dia, menkominfo sudah melontarkan gagasan dengan akan membuat Dewan Media Sosial yang belum jelas bentuknya. Dari sini bisa ditarik kesimpulan, bahwa di satu sisi platform media sosial sudah membuat pusing pemerintah.

Delegasi Indonesia ke UNESCO kali ini dikoordinasi oleh UNESCO Indonesia. Selain Dewan Pers ada pula dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang dipimpin langsung ketuanya Rahmad Bagja, Koalisi Damai gabungan dari beberapa CSO (chief security officer), termasuk Mafindo dan Ecpat Indonesia. Ketua Koalisi Damai, Wijayanto, yang juga wakil rektor Universitas Diponegoro memimpin koalisi.

Sedangkan dari Mafindo dihadiri Setiaji Eko Nugroho dan Ecpat oleh Oviani Fathul Jannah. (uyo)

19

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini