Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim Lutfil Hakim.

Bongkah.id – Wartawan atau media massa hendaknya mencermati sekaligus lebih selektif dan presisi ketika memberitakan survei politik yang memunculkan hasil beragam dari berbagai lembaga. Sebab, jangan sampai berita dan informasi yang disebarkan media terkait riset Pemilu atau Pilpres malah menimbulkan kegaduhan publik.

Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim mengatakan, kadang terdapat perbedaan data riset yang sangat mencolok antara hasil survei satu lembaga dengan yang lain. Perbedaan besar itu, bisa melahirkan kesan dan opini berbeda sehingga terbangun asumsi bahwa akurasi survei politik jauh dari fakta dan presisi data secara ideal.

ads

“Misalnya, hasil survei capres X oleh lembaga tertentu angkanya sangat tinggi, tapi berdasar survei lain hasilnya jauh di bawah. Ini bisa menimbulkan kegaduhan di ruang publik dan berpotensi kerawanan keamanan,” kata Lutfil.

Oleh karena itu, Ketua PWI Jatim ini meminta kepada teman – teman pers untuk lebih selektif memuat hasil survei dengan tetap mengedepankan prinsip – prinsip jurnalistik secara kaffah. Dia menegaskan, saat memberitakan hasil survei, media wajib melakukan cek & ricek untuk memastikan bahwa lembaga pelaksana survei independen dan data risetnya bisa dipertanggungjawabkan.

“Pers wajib netral, cover-both side, profesional dan proporsional. Media seyogyanya bisa memastikan bahwa survei itu bukan pesanan untuk pemenangan salah satu capres.,” tegas dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini