
Bongkah.id – Suasana Idul Adha selalu menghadirkan nuansa kebersamaan dan kepedulian sosial. Di Jombang, nuansa itu kini diperluas dengan satu dimensi tambahan, yakni kepedulian terhadap lingkungan.
Lewat gerakan Eco Qurbasi (Ekologis Kurban Bersih dan Ramah Sampah), Kabupaten Jombang ingin menjadikan momen kurban tidak hanya bermakna ibadah, tetapi juga kontribusi nyata dalam menjaga bumi.
Gerakan ini bukan sekadar imbauan. Dasarnya kuat, Surat Edaran (SE) Bupati Jombang Nomor 100.3.4.2/314/415/01/2025, yang secara khusus meminta masyarakat untuk tidak lagi menggunakan kantong plastik sebagai kemasan daging kurban. Sebagai gantinya, masyarakat dianjurkan beralih ke bahan yang lebih ramah lingkungan.
“Menghindari kantong plastik sebagai kemasan daging kurban, dengan menggunakan alternatif wadah yang dapat didaur ulang dan atau dikomposkan, dapat disesuaikan dengan kearifan lokal setempat misal daun pisang atau daun jati, anyaman bambu (besek), anyaman pandan atau kotak makan guna ulang (thinwall),” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang Miftahul Ulum, Senin (2/6/2025).
Tidak hanya sebagai upaya mengurangi sampah plastik, ajakan ini juga menjadi pengingat akan nilai-nilai lokal yang selama ini sering terpinggirkan oleh benda-benda praktis sekali pakai. Besek bambu yang dulu akrab di tangan para ibu saat membungkus makanan kini mendapat tempat kembali sebagai simbol kurban yang lestari.
Gerakan Eco Qurbasi bukan gerakan sekali jalan. Ia lahir dari keprihatinan atas meningkatnya jumlah sampah plastik tiap tahun, terutama saat momen besar keagamaan. Namun di balik itu, gerakan ini juga adalah ajakan lembut untuk berpikir jangka panjang, bahwa ibadah bisa menjadi jalan pelestarian.
Dalam harapannya yang sederhana namun dalam makna, DLH Jombang menyampaikan,
“Semoga kurban kita diterima oleh Allah SWT. Berkah untuk sesama, Berkah untuk alam,” pungkasnya.
Sebuah pesan yang tak hanya menyentuh keimanan, tapi juga kesadaran ekologis di tengah zaman yang serba instan. Sebab, bumi yang bersih adalah bagian dari ibadah yang tak kalah mulia. (Ima/sip)