Ketua Dekranasda Jombang Yuliati Nugrahani bersama Ketua Dekranasda Jatim Arumi Bachsin./bongkah.id/Karimatul Maslahah/
Ketua Dekranasda Jombang Yuliati Nugrahani bersama Ketua Dekranasda Jatim Arumi Bachsin./bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id – Kain-kain batik dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah membentang indah dalam gelaran Wastra Batik Bojonegoro Festival (BWBF) 2025. Sebanyak 105 stan berpadu dalam semangat yang sama, memuliakan warisan budaya melalui lembaran wastra.

Dari sudut batik Madura yang mencolok hingga kelembutan warna batik Lasem, satu sudut tampak ramai oleh kehadiran tamu dari Kabupaten Jombang.

ads

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jombang, Yuliati Nugrahani, tampak anggun mendampingi Bupati Jombang, Warsubi, Wakil Bupati Jombang Salmanudin Yazid beserta istri, Ning Ema Erfina, dan Kepala Disperindag Jombang, Suwignyo. Mereka datang tak sekadar berkunjung, tetapi membawa misi.

“Wastra bukan sekadar kain melainkan sebuah identitas dan kebanggaan kita sebagai bangsa,” ujar Yuliati dengan mantap, Kamis (19/6/2025).

“Kami berharap, ke depan Jombang juga bisa membuka lebih banyak peluang kolaborasi antar daerah, sekaligus memperkuat daya saing UMKM dan perajin batik Jombang di kancah regional bahkan nasional,” lanjutnya.

Yuliati tampak menyusuri stan demi stan, berbincang dengan para perajin, didampingi oleh Ketua Dekranasda Jawa Timur, Arumi Bachsin. Bagi mereka, festival ini lebih dari sekadar pameran; ia adalah ruang edukasi, promosi, dan pemberdayaan ekonomi kreatif berbasis budaya.

Tak hanya membawa pujian, Jombang juga datang membawa langkah nyata. Dalam sambutannya, Bupati Warsubi menyampaikan komitmennya menjadikan sektor batik sebagai program prioritas.

“Beberapa waktu lalu, di Jombang kami juga telah menggelar pelatihan membatik yang melibatkan generasi muda dan pelaku UMKM pemula,” katanya.

“Ini bagian dari program 100 hari kerja, sebagai langkah awal menyiapkan regenerasi perajin batik Jombang sekaligus sebagai upaya mewujudkan 1 dusun, 1 wirausaha,” sambungnya.

Lebih jauh, Warsubi memperkenalkan kekayaan khas Jombang yang belum banyak dikenal khalayak: wastra Deles. Kain ini, menurutnya, sarat dengan makna.

“Jombang memiliki wastra khas bernama Deles, yang mengandung filosofi kesederhanaan, ketekunan, dan nilai kejawaan. Ke depan, Wastra Jombang Deles harus naik kelas. Tidak hanya dipakai dalam seremoni pemerintahan, tapi juga menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat,” imbuhnya dengan optimisme.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jombang, Suwignyo, turut menegaskan langkah strategis yang telah dan akan ditempuh.

“Melalui event sebesar BWBF, kita bisa melihat potensi besar dari daerah-daerah lain. Dan wastra Jombang sendiri sebenarnya tidak kalah,” katanya.

“Ke depan, kami akan terus mengembangkan ekosistem industri kreatif, mulai dari pembinaan motif lokal, pelatihan pewarnaan alam, hingga pemasaran digital,” tuturnya.

Kehadiran jajaran Pemkab Jombang di panggung BWBF 2025 menjadi lebih dari sekadar kunjungan. Ia adalah simbol bahwa batik bukan hanya tentang motif atau warna, melainkan tentang jati diri dan masa depan. Dan di tengah warna-warni batik dari seluruh penjuru, Wastra Deles dari Jombang siap menorehkan jejaknya sendiri. (Ima/sip)

19

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini