
bongkah.id – Dua rumah sakit milik pemerintah Kota Surabaya kekurangan tenaga medis. Dampak dari penarikan dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soewandi dan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) per Maret 2020.
Karena itu, di sela-sela memberikan alat pelindung diri (APD) ke Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya, Selasa (30/06/2020), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta bantuan penyaluran tenaga dokter yang menempuh PPDS ke FK Unair.
Permintaan itu, menurut dia, akibat penarikan semua tenaga dokter PPDS ditarik dari Rumah Sakit Umum RSUD) Dr Soewandi dan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) sejak Maret 2020.
“Penarikan dokter PPDS itu membuat RSUD Pemkot Surabaya kekurangan tenaga medis. Karena itu, kalau bisa kami dibantu tenaga dokter untuk rumah sakit kami,” kata Risma pada Dekan FK Unair, Prof Dr Soetojo.
Risma juga berencana, menyiapkan kendaraan buat PPDS. Mengantar dokter PPDS dari rumah sakit ke FK Unair atau lokasi yang diinginkan. Sehingga tidak melelahkan dan dapat istirahat saat pulang.
“Semua fasilitas dokter nanti pasti dari kami, karena rumah sakit lain bagian administrasi saja tertular. Tapi di rumah sakit kami akan kami pastikan APD-nya lengkap,” ujarnya.
Sementara itu Dekan FK Unair Prof Soetojo mengakui, terjadinya penarikan besar-besaran PPDS pada awal bulan Maret dari rumah sakit jejaring.
“Saat ada COVID-19 itu bukan hanya yang ada di Surabaya saja yang ditarik, tapi yang ada di Gresik, Lamongan, Madiun, termasuk di Sangla, Bali dan Kalimantan. Mereka kami tarik semua untuk memperkuat di RSUD Dr Soetomo,” kata Prof Soetojo.
Penarikan tersebut, menurut ia, dilandasi kondisi saat itu di Jawa Timur, khususnya Surabaya. Hanya ada dua Rumah Sakit yang bisa menangani pasien Covid-19. Yakni RSUD Dr Soetomo dan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA).
Kendati demikian, sebelum adanya permintaan pengiriman kembali PPDS ke rumah sakit di bawah naungan Pemkot Surabaya oleh Risma, FK Unair sudah berencana menyebar kembali PPDS-nya saat pandemi sudah mereda, khususnya ke rumah sakit jejaring yang level hijau.
“Kami rencananya saat normal baru atau tren Covid-19 sudah menurun, akan mengembalikan lagi PPDS ke rumah sakit jejaring. Namun yang sudah zona hijau. Ini karena PPDS praktiknya harus di RS. Sementara kampus wajib menyediakan tempat praktik yang aman,” ujarnya.
Terkait permintaan Risma tersebut, pihak FK Unair masih akan menghitung dan menimbang tenaga medis, terutama PPDS yang dimiliki. Tidak bisa menjanjikan
jumlahnya. Mereka akan memghitung dulu jumlah PPDS yang sehat dan tidak memiliki komorbid. Sebab PPDS dengan Komorbid tidak bisa dipakai,” katanya. (ima)