Bongkah.id – Tingkat inflasi Kota Kediri, Jawa Timur per September 2022 sebesar 1,36%, dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini sejalan dengan komoditas penyumbang inflasi tertinggi yakni bensin sebesar 1,255%.,
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri memaparkan, tingkat inflasi Kota Kediri September 1,36%, sedikit di bawah Provinsi Jawa Timur yakni 1,41 %. Untuk mengendalikannya, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Pemkot Kediri telah menyiapkan sejumlah strategi.
“TPID sudah menyiapkan upaya-upaya mengendalikan harga-harga di pasaran, antara lain melalui kegiatan operasi pasar seperti yang telah dilakukan seminggu lalu, Pemkot Kediri telah menggelontorkan beras sebanyak 12 ton. Selain beras juga telah pernah menyediakan 1,2 ton telur. Itu merupakan bentuk intervensi Pemkot Kediri kepada komoditas tertentu,” jelas Lilik.
Terdapat 10 komoditas utama yang menyumbang inflasi, dimana bensin adalah penyumbang tertinggi 1,255%. Disusul upah asisten rumah tangga 0,104%; beras sebesar 0,085%; cabai rawit sebesar 0,031%; angkutan antarkota sebesar 0,031%; solar sebesar 0,030 %; kontrak rumah sebesar 0,022%. Kemudian, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,012%; tarif kereta api sebesar 0,011%; dan tahu mentah juga menyumbang inflasi sebesar 0,008%.
Di samping itu, terdapat pula 10 komoditas yang menghambat inflasi, antara lain, emas perhiasan menyumbang deflasi -0,072%; cabai merah -0,048%; daging ayam ras -0,047%; tomat -0,023%; bawang merah -0,047%; kubis -0,012 %; terong -0,012%; telur ayam ras -0,008%; bawang putih -0,006%; serta jagung manis juga menyumbang deflasi -0,004%.
Selain mengadakan operasi pasar, TPID Kota Kediri juga semakin menguatkan sinergitas dalam upaya pengendalian inflasi.Lilik mengimbau terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai pada Bulan Oktober 2022 mendatang, yakni terkait kenaikan harga komoditas yang belum tercacat pada pengamatan September 2022, antara lain: 1) kelompok transportasi; 2) kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; dan 3) kelompok perawatan pribadi dan jasa lain.
“Dampak perubahan musim kemarau menuju musim penghujan juga patut diwaspadai berkaitan dengan persediaan bahan makanan,” tutupnya.
Koordinator TPID Kota Kediri Chevy Ning Suyudi menjelaskan penyesuaian harga BBM akan berimbas pada beberapa sektor. Sebab, wilayah perkotaan seperti Kota Kediri akan terdampak pada angkutan atau transportasi antarkota.
“Akhirnya memicu kenaikan yang terjadi pada sektor jasa,” terangnya.
Sebelumnya TPID Kota Kediri juga telah merapatkan terkait antisipasi kenaikan harga komoditas akibat kebijakan penyesuaian harga BBM. Menurut Chevy pihaknya telah memprediksi inflasi di Kota Kediri.
Lebih dari itu TPID Kota Kediri telah menyiapkan berbagai strategi pengendalian harga komoditas melalui kegiatan operasi pasar terkait penyediaan bahan pokok beras. Namun demikian, Checy menegaskan, intervensi pasar juga tidak bisa membendung pertumbuhan ekonomi.
“Karena kota jasa dan perdagangan mau tidak mau pertumbuhan ekonomi harus meningkat sehingga akan berefek pada inflasi,” tandas Kepala Bappeda Kota Kediri itu.
Menurut dia, dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi akan memicu kenaikan harga-harga barang sehingga berdampak terhadap inflasi. Akan tetapi apabila masih dalam range 3 plus/minus 1 maka dikategorikan dalam taraf wajar.
“Kita tetap fokuskan pada pertumbuhan ekonomi. Target kita di 2022 tumbuh 5-7%,” ucapnya. Guna meringankan beban masyarakat akibat kenaikan harga, Pemkot Kediri telah menciptakan beragam program jitu, antara lain: program perlindungan sosial, penciptaan wirausaha baru, serta pemberian modal usaha.
“Kita sudah menekan angka inflasi tidak sampai lebih dari 2% supaya ada ruang agar pertumbuhan ekonomi meningkat signifikan,” pungkasnya. (bid)