Bongkah.id – Seorang anak berusia 10 tahun di Tulungagung, Jawa Timur, meninggal dunia karena hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Kendati masih misterius, masyarakat dapat mengenali gejalanya untuk meningkatkan kewaspadaan.
Untuk memastikan diagnosa dari penyakit yang diderita anak perempuan di Tulungagung serta penyebab kematiannya, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengirimkan laporan pemeriksaan spesimen ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso.Saat ini, Dinkes Jatim masih menunggu data-data hasil pemeriksaan laboratorium.
“Terkait kasus kematian bocah 7 tahun di Tulungagung tersebut, Dinkes Jatim telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, di mana untuk sementara ini mendiagnosis bocah tersebut mengidap sindrom jaundice, atau penyakit kuning akut,” jelas Kadinkes Jatim, dr Erwin Astha Triyono.
Dengan adanya kematian bocah di Tulungagung tersebut, Dinkes Jatim mencatat, kasus penyakit kuning akut yang ditemukan di Jatim saat ini bertambah 1 menjadi 115 kasus. Saat ini, Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya masih merawat 1 pasien berusia 10 bulan yang mengidap sindrom jaundice atau penyakit kuning akut.
“Kondisi pasien saat ini semakin membaik,” jelas Dirut RSUD Dokter Soetomo, dr Joni Wahyuhadi.
Sebelumnya ada tiga anak di Indonesia yang menderita hepatitis akut. Menurut data Kemenkes, pada ketiga kasus ini, anak berusia 2 tahun sudah mendapatkan vaksinasi hepatitis, usia 8 mendapatkan vaksinasi COVID-19 satu kali dan vaksin hepatitis lengkap, dan usia 11 tahun sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dan hepatitis lengkap.
Ketua Satuan Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban, mengungkapkan, gejala penyakit hepatitis sesungguhnya dapat dikenali. Antara lain Gejala penyakit kuning, demam, diare, warna urine lebih pekat, feses pucat, dan tidak memiliki komorbid.
“Penyakit kuning dan muntah jadi gejala paling umum dari anak-anak yang terkena. Belum ada bukti hubungan apapun dengan vaksin COVID-19,” katanya.,” jelasnya dikutip dari akun twitter milik Prof Zubairi.
Prof Zubairi menuturkan kasus hepatitis misterius di dunia terus bertambah. Seperti jumlah kasus di Inggris yang mencapai 163 kasus, 11 di antaranya harus transplantasi hati. Di Amerika Serikat, CDC menyelidiki 109 kasus, termasuk 5 kematian yang dilaporkan.
“Penyelidikan terus menunjukkan adanya hubungan dengan Adenovirus,” bebernya.
Selain itu, Prof Beri, sapaannya, menyampaikan penyelidikan masih terus berlanjut ke faktor lain. Termasuk kemungkinan SARS-CoV-2 atau perubahan genom Adenovirus. Namun, dia menegaskan tak ada kaitan apapun antara vaksin COVID-19 dan hepatitis tersebut. (bid)