
bongkah.id – Sebanyak sembilan atlet veteran menerima penghargaan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur di Hari Pablawan, Selasa (10/11/2020). Mereka mendapatkan penghargaan, karena prestasinya yang dibukukan di tingkat nasional dan internasional.
Sembilan mantan atlet Jatim yang menerima apresiasi itu adalah Yusuf Ekodono (sepak bola), Sodiq Pamungkas (tinju), Tarwi (balap sepeda), Musiamin (atletik), Pranoto (silat), Agus Setiawan (atletik), Wongso Suseno (tinju), Abdurrahman bin Semir (atletik), dan Soepardji (anggar).
“Penghargaan terhadap atlet veteran Jatim ini merupakan yang kedua kalinya. Yang pertama terselenggara pada tahun lalu,” kata Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung di Surabaya, Selasa (10/111/2020).
Menurut mantan atlet aeromodeling Jatim itu, penghargaan bagi para atlet veteran tersebut merupakan salah satu bentuk apresiasi KONI Jatim. Prestasi mereka mampu mengangkat citra Jatim di tingkat nasional dan internasional. KONI Jatim berharap prestasi para atlet veteran itu mampu memotivasi para atlet daerah, yang kini dibawah pembinaan KONI Jatim.
Tak dipungkiri, bahwa apresiasi berupa tali asih yang menjadi program rutin KONI Jatim, juga diselenggarakan sejak era Gubernur Khofifah Indar Parawansa memimpin Jatim. Karena itu, penyelenggaraan tahun ini merupakan kali kedua digelar.
Pada kesempatan sama, salah seorang penerima tali asih, Tarwi mengaku, sangat bersyukur pada Alloh Swt. Selain itu terkejut atas apresiasi yang diberikan KONI Jatim kepadanya. Dia berharap kegiatan ini terus terseleggara setiap tahun, untuk para koleganya sesama atlet Jatim yang berprestasi di tingkat nasional dan internasional. Apresiasi ini hendaknya, tidak hanya diberikan pada atlet veteram yang masih hidup. Namun, juga diberikan pada mereka yang sudah “berpulang”.
“Menerima apresiasi ini sangat membanggakan saya, karena masih ada pengurus KONI Jatim yang ingat pada jasa kami yang sudah veteran ini. Insya Alloh apresiasi ini kian memotivasi kami untuk terlibat langsung dalam membina para atlet-atlet muda,” kata legenda balap sepeda Indonesia itu. (zul)
Profil singkat para penerima apresiasi KONI Jatim itu adalah :
1. Tarwi (balap sepeda)
Adalah salah seorang generasi emas tim balap sepeda Indonesia. Pada masa mudanya pria asal Lamongan ini pernah membela Indonesia di ajang Games of New Emerging Forces (Ganefo) di Vietnam pada 1966. Dia berhasil mendulang medali emas. Selain itu, dalam Kejurnas maupun PON, pria berusia 79 tahun tersebut andalan Jatim dalam mendulang medali emas.
2. Soepardji (Anggar)
Pria kelahiran Nganjuk 8 Maret 1942 ini mengenal cabor anggar sejak di bangku sekolah menengah. Sebagai atlet anggar, Soepardji dikenal serbabisa. Dia mampu berlaga di nomor Sabel dan Floret.
Soepardji dikenal sebagai atlet yang disiplin menjaga kondisi tubuhnya. Karena itu, dia mampu menjaga performanya, sehingga terpilih untuk memperkuat Kontingen Jatim dalam PON VII, VIII, IX, XI dan XII. Dia memperoleh medali perunggu dan perak beregu sabel dan perorangan.
Usai gantung pedang sebagai atlet, penggemar Harley Davidson ini dipercaya menjadi pelatih di tim anggar Jatim di PON XII, XIII dan XIV. Selain itu, dipercaya menjadi pelatih nasional saat tim anggar Indonesia berlaga di Kejuaraan Asia Anggar 1991 di Malaysia.
3. Yusuf Ekodono (sepak bola)
Pria kelahiran Surabaya 16 April 1967 ini memulai kariernya sebagai pemain sepak bola dari klub internal Persebaya. Yakni Indonesia Muda. Pada 1985 Yusuf masuk skuad Persebaya Junior. Ia menjadi bagian skuad saat Persebaya menjadi runner-up Perserikatan 1986-1987 dan 1987-1988, sampai kemudian membawa Persebaya menjadi juara Liga Indonesia 1997.
Berposisi sebagai gelandang serang atau striker, Yusuf adalah pemain yang ikut membawa Indonesia meraih medali emas cabor sepakbola SEA Games 1991 di Manila Filipina.
4. Sodiq Pamungkas (tinju)
Sodiq Pamungkas lahir di Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, 50 tahun yang lalu. Mengenal tinju sejak kelas 5 SD, Sodiq mulai berlaga di atas ring pada 1989.
Beberapa kali menjadi juara Kejurda tinju di Jatim, Sodiq akhirnya terjaring Puslatda untuk PON 1993. Hasilnya mampu meraih medali perunggu di kelas 60 kg. Tujuh tahun berikutnya dalam PON XV/2000 di Jawa Timur, Sodiq menyumbang medali emas untuk Jawa Timur di kelas 60 kg.
5. Musiamin (atletik)
Pria bertanggal lahir 20 Januari 1974 ini merupakn atlet spesialis nomor 5000 meter andalan Jawa Timur. Menekuni lari jarak jauh sejak SMP. Musiamin akhirnya masuk dalam tim atletik Jatim saat berlaga di PON XVI/2004 di Palembang. Turun di nomor 5.000 m dan 10.000 m, Musiamin meraih medali perak di nomor 5.000 m.
6. Pranoto (silat)
Lahir di Nganjuk 20 Maret 1988, Pranoto menekuni silat sejak sekolah dasar. Mulai mengikuti kejuaraan saat usia sekolah menengah pertama, Pranoto mulai merajai kelas H (80-85 kg) di Jawa Timur, meraih medali emas sirkuit silat nasional 2006 hingga akhirnya masuk dalam puslatda silat Jatim untuk PON 2008 di Kalimantan Timur.
7. Abdurrahman bin Semir (atletik)
Pria kelahiran Gresik 54 tahun lalu ini, adalah raja nomor 800 meter Jawa Timur. Abdurrahman adalah peraih medali emas nomor 800 meter di Pekan Olahraga Mahasiswa Asia Tenggara (POM ASEAN) 1985 ketika usianya masih 19 tahun.
Sejak saat itu Abdurrahman terus berlari membela Jawa Timur di setiap PON hingga terakhir pada PON XIV/1996 dengan meraih perunggu nomor 800 meter.
8. Agus Setiawan (atletik)
Lahir 3 Agustus 1988, mengenal atletik sejak umur 17 tahun. Setelah merajai nomor 400 meter dan 4×400 meter estafet. Akhirnya masuk puslatda pada 2005 untuk persiapan PON 2008 di Kaltim. Hasilnya tidak mengenakan karena berhasil meraih medali emas di nomor 4×400 meter.
Setelah PON 2008, Agus tetap menjadi penghuni puslatda untuk pon 2012, hasilnya kembali meraih medali emas di nomor 4×400 meter, terakhir Agus Setiawan masih tampil di PON 2016 Jawa Barat dengan meraih medali perak di nomor spesialisnya ini.
9. Wongso Suseno (tinju)
Wongso Suseno lahir di Malang, 17 November 1945 adalah mantan petinju amatir yang menekuni dunia tinju profesional. Selama menjadi petinju amatir mewakili Jawa Timur, Wongso Suseno adalah singa ring yang tidak terkalahkan.
Wongso adalah petinju profesional Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar juara internasional. Awal kariernya dimulai ketika dikalahan Mohd Ali dari Malaysia. Wongso kalah Knock Out pada tahun 1965. Wongso merebut gelar juara OPBF kelas welter ,setelah menundukkan Chang Kil Lee dari Korea Selatan di Istora Senayan, Jakarta, 28 Juli 1975.