Bongkah.id – Debat publik pertama untuk calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri menyuguhkan beberapa kejutan, Jumat (1/11/2024) malam. Salah satunya, pemaparan Calon Walikota nomor urut 01, Vinanda Prameswati, yang menyoroti tingginya angka kemiskinan di Kota Kediri, yakni peringkat kedua tertinggi di Jawa Timur.
Angka kemiskinan di Kota Kediri menduduki peringkat kedua tertinggi di Jawa Timur berdasar data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS). Vinanda, yang berpasangan dengan KH. Qowimuddin Thoha (Gus Qowim), mengungkapkan keprihatinannya atas fakta tersebut.
Menurut data BPS, pada tahun 2023 jumlah penduduk miskin di Kediri mencapai 21.000 jiwa, dan meski mengalami penurunan menjadi 19.000 jiwa pada tahun 2024, Kota Kediri tetap berada pada peringkat kedua tertinggi di Jatim dengan persentase kemiskinan 6,51%. Di posisi pertama adalah Kota Blitar dengan persentase 6,75%.
Menurut Vinanda, data BPD tersebut membuktikan bahwa label Kota Kediri yang terkaya dan terbahagia hanya sebuah slogan. Sebab, hal itu tidak mencerminkan realita di lapangan.
“Persentase kemiskinan kita cukup tinggi jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Jawa Timur seperti Kota Pasuruan yang berada di angka 6,31%, dan Kota Probolinggo dengan 6,18%,” tandasnya.
Tingginya angka kemiskinan ini dipandang Vinanda sebagai ironi, terutama mengingat berbagai program yang digalakkan oleh Pemkot Kediri selama beberapa tahun terakhir. Termasuk Program Pemberdayaan Masyarakat atau Prodamas yang digagas oleh Wali Kota sebelumnya, Abdullah Abu Bakar.
Meski demikian, data menunjukkan bahwa penurunan kemiskinan di Kota Kediri dalam beberapa tahun terakhir tidaklah signifikan. Pada tahun 2021, persentase kemiskinan tercatat sebesar 7,7%, yang kemudian turun tipis ke 7,23% pada 2022, dan menjadi 7,15% di tahun 2023.
Baca Juga: KPU Kota Kediri Sukses Gelar Debat Publik Perdana, Jadi Ajang Adu Visi-Misi Paslon
Vinanda dan Gus Qowim mengusulkan pendekatan baru dalam mengentaskan kemiskinan melalui program unggulan mereka, SAPTA CITA, atau tujuh program prioritas. Salah satu programnya adalah Program Ekonomi Kerakyatan (MERATA), yang bertujuan untuk memberikan dukungan sosial yang lebih efektif.
“Kami ingin membangun masyarakat dengan meningkatkan insentif bagi kader kesehatan dan lingkungan, memperkuat pemberian bantuan modal untuk usaha kecil. Serta mendukung guru ngaji serta program padat karya,” ujar Vinanda. Dia berharap langkah-langkah ini dapat mengangkat taraf hidup masyarakat miskin Kota Kediri secara signifikan.
Dua Paslon Berbeda Pandangan Soal Data Kemiskinan
Pasangan calon nomor urut 02, Ferry Silviana Feronica dan Regina Nadya Suwono, mengajukan pandangan berbeda terkait angka kemiskinan ini. Cawali yang akrab dipanggil Bunda Fey menegaskan, angka kemiskinan di Kota Kediri seharusnya dilihat dalam konteks lebih luas. Menurut dia, angka 6,51% di tahun 2024 adalah capaian yang layak diapresiasi, terutama jika mempertimbangkan rata-rata tingkat kemiskinan nasional dan provinsi. “Sejumlah daerah di sekitar kita masih memiliki persentase kemiskinan yang lebih tinggi. Bahkan, kemiskinan di Madura mencapai 9,95 persen,” kata Ferry dalam debat.
Bunda Fey menambahkan, Pemerintah Kota Kediri telah melakukan berbagai upaya bantuan sosial yang berhasil menahan laju kemiskinan. Dia menyebutkan, terjadinya pandemi COVID-19 telah membawa tantangan besar bagi semua daerah, termasuk di Kediri.
“Namun dengan bantuan tunai dan non-tunai, kami mampu menjaga agar tingkat kemiskinan tidak melonjak lebih jauh,” ungkap Bunda Fey.
Pendapat Regina Nadya Suwono, pasangan Ferry, juga menyoroti dampak pandemi sebagai salah satu faktor penghambat penurunan kemiskinan. Menurutnya, pandemi telah melemahkan daya beli masyarakat dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Dia berharap berbagai program bantuan sosial yang digulirkan Pemkot Kediri akan tetap dilanjutkan dan ditingkatkan agar masyarakat dapat bangkit secara ekonomi.
Data Kemiskinan Kota di Jawa Timur Tahun 2024 Versi BPS
- Kota Blitar: 6,75 persen
- Kota Kediri: 6,51 persen
- Kota Pasuruan: 6,31 persen
- Kota Probolinggo: 6,18 persen
- Kota Mojokerto: 5,57 persen
- Kota Madiun: 4,38 persen
- Kota Surabaya: 3,96 persen
- Kota Malang: 3,91 persen
- Kota Batu: 3,06 persen
Debat publik ini telah memancing perhatian besar dari warga Kediri yang semakin sadar akan pentingnya kebijakan penanggulangan kemiskinan yang efektif dan berkelanjutan. Pertukaran pandangan mengenai data kemiskinan di antara para calon memberikan gambaran yang jelas tentang tantangan yang harus dihadapi pemimpin Kediri ke depan.
Sementara Vinanda menekankan pentingnya perubahan strategi dalam pengentasan kemiskinan, pasangan Ferry-Regina menyoroti keberlanjutan program yang sudah ada. (wan/bid)