Bongkah.id – Dua kandidat diprediksi paling berpeluang menjadi Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Kabupaten Mojokerto 2021-2025. Sosok Muhammad Syukron Fahmi atau Gus Fahmi, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Al Mishbar Mojokerto dan Muhammad Al Barra atau Gus Barra, Wakil Bupati, merupakan dua tokoh muda NU yang paling cemerlang saat ini.
Gus Fahmi, selain dikenal sebagai pengasuh Ponpes Al Mishbar juga merupakan putra kiai kharismatik KH Chusaini Ilyas. Sedangkan Gus Barra yang kini menjabat Wabup Mojokerto juga memiliki latar belakang mentereng sebagai putra KH Asep Saifuddin Chalim, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet.
Baik Gus Fahmi maupun Gus Barra disebut-sebut telah mendapat sokongan dari pengurus anak cabang (PAC) dan ranting. Dukungan arus bawah dan kekuatan kedua kandidat juga dianggap berimbang.
”Ada nama Gus Fahmi dan Gus Barra. Tapi menurut saya Kabupaten Mojokerto memiliki banyak kader muda potensial. Serta kiprah dan khidmatnya, baik di PC NU maupun Ansor sudah tidak diragukan lagi. Jadi, sangat mungkin akan lebih dari dua nama,” ungkap Ketua PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto Ali M Nasikh, Selasa (30/11/2021).
Selain Gus Fahmi dan Gus Barra, beberapa nama dikabarkan ikut meramiakan bursa ketua PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto. Mereka antara lain incumbent, M. Ali Nasikh dan Muhammad Mahbullah atau Gus Mahbub dari Pacet.
Kepastian siapa yang akan menjadi ketua PC GP Ansor periode 2021-2025 akan ditentukan dalam Konferensi Cabang (Konfercab) XVIII, 12 Desember 2021 mendatang. ”Kalau saya secara pribadi akan menyerahkan sepenuhnya nanti di konfercab,” ucap Gus Ali.
Kandidat terpilih akan menggantikan ketua sebelumnya M. Ali Nasikh atau Gus Ali bakal berakhir menjelang konferensi mendatang. Konfercab bagian dari mekanisme tertinggi dalam organisasi GP Ansor untuk memilih kepengurusan baru.
Sejauh ini, PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto dan panitia konfercab masih akan mematangkan perumusan mekanisme dan tahapan pemilihan terlebih dahulu. Dengan berkonsultasi ke DPW PW GP Ansor Jawa Timur sebagai organisasi setingkat lebih tinggi.
Namun, jika mengacu konfercab sebelumnya, mekanisme pencalonan diatur dalam peraturan dasar dan peraturan rumah tangga (PD/PRT). Di mana setiap bakal calon yang running wajib memenuhi beberapa persyaratan. Pertama, sudah menjalani tahapan kaderisasi hingga tahap Pelatihan Kader Lanjutan (PKL).
Kedua, pernah menjadi pengurus PC GP Ansor (Banom) atau Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) selama satu periode. Ketiga, minimal mengantongi 3 rekomendasi dari 3 PAC dan 25 ranting. Sedangkan, dalam wilayah organisasi PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto, sejauh ini tercatat ada 18 PAC dan 278 ranting.
”Nah, apakah ada perubahan atau tidak itu yang harus kami konsultasikan,” terangnya.
Panitia pelaksana juga akan mempertimbangkan ketentuan lain. Yakni, terkait nilai suara dari setiap PAC dan ranting. Hal ini, sejalan dengan penertiban organisasi melalui tahap akreditasi yang turut menentukan jumlah suara di masing-masing PAC dan ranting.
”Jika tidak salah untuk PAC/ranting dengan nilai akreditasi A akan mengantongi dua suara. Sedangkan nilai B mendapat jatah satu suara. Karenanya, pastinya seperti apa, hari ini kami menunggu hasil konsultasi dengan PW terlebih dulu,” tandas Gus Ali.
Dihubungi terpisah, Ketua PW GP Ansor Jatim Syafiq Syauqi atau Gus Syafiq menegaskan, disamping sudah menjalani kaderisasi hingga tingkat PKL, bakal calon ketua GP Ansor kabupaten/kota juga harus mempertimbangkan hal lain.
Tak kalah penting, lanjut Gus Syafiq, begitu dia akrab disapa, adalah mampu menggerakkan kaderasasi yang telah terbangun dengan baik. Serta mampu mengembangkan pola kaderisasi GP Ansor ke depan yang lebih masif lagi.
”Menurut saya itu yang tidak kalah penting. Bagaimana pola kaderisasi GP Ansor di Kabupaten Mojokero ini akan mampu melahirkan pemimpin dan kader ”emas” yang lebih baik dan diperhitungkan,” tandas putra almarhum KH Amanullah, pengasuh Pondok Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang ini. (bid)