bongkah.id — Penyelenggaraan Sidang Tahunan MPR RI, Sidang Bersama DPR-DPD RI, dan pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam menyampaikan RAPBN 2021, Jumat (14/8/2020), berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Selain penerapan protokol kesehatan ketat. Setiap peserta sidang wajib bermasker, cuci tangan atau menyemprotkan hand sanitizher, dan pemeriksaan panas tubuh. Ada sebuah layar lebar disiapkan di depan Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen. Tepatnya di pintu akses masuk para peserta Sidang Tahunan MPR.
Layar lebar tersebut disiapkan untuk peserta yang tidak bisa masuk area dalam Gedung Nusantara. Tempat penyelenggaraan Sidang Tahunan MPR tersebut. Lewat layar besar itu mereka dapat memantau langsung penyelenggaraan Sidang Tahunan MPR RI, Sidang Bersama DPR-DPD RI, dan pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam menyampaikan RAPBN 2021.
DPR RI pada tahun 2020 ini menjadi tuan rumah penyelenggaraan Sidang Tahunan MPR, Sidang Bersama DPR-DPD, dan pembacaan nota keuangan APBN 2021.
Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI akan dimulai pukul 09.00-11.00 WIB. Dilanjutkan dengan pidato nota keuangan pemerintah dalam rangka RAPBN 2021 mulai pukul 14.00 – 16.00 WIB.
Sidang diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan dilanjutkan dengan pembukaan Sidang Tahunan oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo. Dilanjutkan Sidang Bersama DPR dan DPD RI, yang akan dibuka oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.
Secara keseluruhan, jumlah anggota DPR sebanyak 575 orang dan DPD RI 136 orang. Namun tidak semua hadir secara fisik.
Sekjen DPR RI Indra Iskandar menjelaskan, anggota DPR yang hadir secara fisik akan dibatasi. Yaitu Pimpinan DPR, para ketua dan sekretaris fraksi, ketua komisi, dan ketua kelompok fraksi di masing-masing komisi.
Menurut dia, pihaknya telah membuat matriks terkait jumlah anggota yang hadir secara fisik. Ini karena ada yang merangkap ketua fraksi dan ketua komisi. Totalnya sekitar 176 anggota DPR yang hadir secara fisik.
Selain itu, dari anggota MPR ada sekitar 50 orang. Yaitu dari unsur Pimpinan MPR dan fraksi-fraksi di MPR, serta anggota DPD RI yang hadir ada 50 orang.
ETIKA BERBANGSA
Dalam sambutan pembukaan sidang, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak seluruh masyarakat, menjadikan Pancasila sebagai landasan etika dan moral bagi bangsa Indonesia. Modal menghadapi berbagai macam tantangan bangsa baik internal maupun eksternal.
“Kita sebagai bangsa dituntut mampu menyesuaikan dengan tatanan baru. Tujuannya kita tetap eksis dan dapat beradaptasi dengan kondisi normal baru. Tanpa kehilangan jatidiri bangsa kita,” katanya.
MPR sebagai pengawal ideologi Pancasila, ditegaskan, siap menjadikan Pancasila sebagai landasan etika. Demikian pula moral bagi bangsa Indonesia. Untuk menghadapi berbagai macam tantangan.
Sejalan dengan itu, dikatakan, Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa harus terus disosialisasikan. Sehingga menjadi landasan moral dan etika dalam membangun etika politik, etika sosial dan budaya, etika ekonomi dan bisnis, etika pemerintahan, etika lingkungan dan etika keilmuan.
Dalam waktu dekat, menurut politisi Golkar ini, MPR akan menyelenggarakan Konvensi Tentang Etika Kehidupan Berbangsa bersama sama dengan Komisi Yudisial dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Agenda ini untuk menggairahkan kembali pentingnya Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa bagi pembangunan jatidiri bangsa Indonesia.
“Pandemik COVID-19 berikut implikasinya tidak hanya berdampak secara langsung, terhadap kesehatan masyarakat maupun pendidikan. Tetapi juga dimensi lain, khususnya di bidang ekonomi,” ujarnya. (rim)