Bongkah.id – Dua warga Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan, Madura, diduga terpapar COVID-19 varian baru alpha (B.1.1.7 Inggris) akhirnya dipindahkan ke RSUD Jombang, Jawa Timur. Pasangan suami istri itu sempat menolak menjalani perawatan di rumah sakit dan memilih isolasi mandiri di rumah kerabatnya.
Pasutri itu baru sampai di Jombang beberapa hari lalu. Keduanya dinyatakan positif COVID-19 berdasar pemeriksaan swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di RSUD Jombang, namun tak mau dirawat di rumah sakit tersebut.
“Kami menerima rujukan pasien dari klinik swasta dengan gejala batuk dan sesak napas beberapa hari lalu. Lalu kami tes PCR, hasilnya terkonfirmasi positif COVID-19,” kata Direktur RSUD Jombang Pudji Umbaran, Kamis (10/6/2021).
Karena menolak dirawat, pihak rumah sakit menginzinkan kedua pasien menjalani isolasi mandiri di rumah kerabatnya di Jombang, sambil menunggu hasil swab. Setelah hasil swab menyatakan keduanya positif COVID-19, Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Jombang akhirnya menjemput paksa pasutri tersebut untuk diisolasi di RSUD.
“Karena berasal dari Bangkalan, hal yang kita khawatirkan, itu adalah varian baru. Kami pun mengambil sampel yang bersangkutan untuk kita periksakan genom di Labkesda Jawa Timur,” jelas Pujdi.
Pasangan suami istri tersebut, kata Pudji, ditempatkan di ruang isolasi khusus RSUD Jombang, terpisah dengan ruangan pasien COVID-19 lainnya.
“Varian baru itu belum bisa kita pastikan. Tetapi untuk menghindari penularan yang lebih luas, maka pasien ini kita isolasi di ruang isolasi khusus, terpisah dengan pasien lain,” ujarnya.
Baca: COVID-19 Mutasi Baru dari India Sudah Masuk Indonesia, 10 Orang Terpapar
Baca: Antigen Massal Antisipasi Penyebaran Covid-19 di Bangkalan
Saat ini, kondisi keduanya, suami (37), mengalami batuk disertai sesak napas. Sedangkan sang istri (34), batuk tanpa sesak napas.
“Sesak napas itu karena kadar oksigen dalam paru-parunya rendah. Sementara istrinya masih batuk ‘njegil’. Kita terus melakukan pemantauan intensif,” kata Pudji.
Saat ini, RSUD Jombang masih merawat 26 pasien positif COVID-19. Sementara angka kematian akibat virus ini terus meningkat, meski tren kasus positif tidak terlalu tinggi.
“Ada enam pasien yang meninggal dunia dalam seminggu terakhir. Rata-rata kondisinya sudah kritis saat dirujuk ke sini (RSUD Jombang),” tutur dr Pudji.
Menurut Pudji, bertambahnya kasus kematian akibat COVID-19 ini memberi gambaran bahwa penyebaran virus corona di Jombang masih mengkhawatirkan. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak segan memeriksakan diri ke rumah sakit rujukan COVID-19 ketika mengalami gejala klinis seperti sesak napas, demam tinggi, diare, batuk, atau sejenisnya.
“Karena kalau datang ke rumah sakit dalam kondisi kritikal, maka akan berujung pada kematian. Rata-rata yang pasien Covid-19 yang meninggal di RSUD Jombang tidak lebih dari 48 jam perawatan. Ya karena ketika dirujuk kondisinya sudah kritikal,” tegasnya. (bid)