Bongkah.id – Kepolisian Daerah Jawa Timur menutup Jalan A Yani yang menjadi akses utama masuk Kota Surabaya di Bundaran Waru, Rabu (7/7/2021). Penutupan ini jalan ini menyebabkan kemacetan parah dari arah Mojokerto dan Sidoarjo.
Pantauan di lokasi, kemacetan mengakibatkan banyak pengendara berteriak meluapkan emosinya. Beberapa dari mereka memilih putar balik dan urung datang ke tempat kerjanya.
Bahkan ada sejumlah Tenaga Kesehatan (Nakes) yang bertugas di rumah sakit dalam Kota Surabaya berusaha menunjukkan id card mereka agar diizinkan melewati Jalan A Yani. Awalnya, petugas bersikukuh melarang semua kendaraan melintas di jalur uatam masuk ke Kota Pahlawan.
Namun setelah mendengar jeritan hati dan keluhan para nakes, petugas gabungan Polda Jatim dan Dinas Perhubungan akhirnya mau membuka sekat untuk mereka.
Akan tetapi, sejumlah pengendara yang kebanyakan pekerja dan pegawai perusahaan swasta tetap dilarang melintas. Alhasil, mereka harus berputar jauh melewati jalur alternatif untuk bisa masuk ke Kota Surabaya.
Ada pula pengendara baik roda dua maupun roda empat bernopol Surabaya, Sidoarjo dan daerah yang tetap tertahan di depan Mal City Of Tomorrow (Cito). Bunyi klakson pun bersahutan.
Aksi para pengendara tak membuat puluhan petugas gabungan bergeming. Polisi bersenjata lengkap terus melakukan penjagaan ketat di Bundaran Waru dan membentangkan ratusan water barrier untuk menutup jalan.
Hingga Rabu petang pukul 18.00 WIB, jalan raya protokol sekitar Bundaran Waru dari arah Mojokerto dan Sidoarjo juga sebaliknya masih macet parah.
Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta juga meminta masyarakat tetap di rumah saja jika tak ada urusan penting.
“Nanti ada beberapa titik kami evaluasi, kalau perlu akan kami tambah penyekatannya. Jalur tikus memang ada, saya minta masyarakat jangan berperilaku seperti itu. Ini aturan bukan untuk kucing-kucingan juga,” ujar Nico.
“Ini aturan untuk menyelamatkan. Satu minggu, dua minggu tolong di rumah, meneng disek (diam dulu) di rumah, lihat situasi, ikuti aturan dulu. Ini akan membaik kalau masyarakat patuh. Toh tidak selamanya ditutup terus (jalur Bundaran Waru). Tolong 1-2 minggu di rumah, tolong laksanakan,” imbuhnya.
Dirlantas Polda Jatim Kombes Latif Usman mengatakan kebijakan ini merupakan hasil evaluasi pihaknya di hari ke-5 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Bundaran Waru, kata Usman, merupakan jalur yang dinilai menyebabkan terjadinya peningkatan dan penumpukan mobilitas pengendara selama PPKM Darurat.
“Kami evaluasi hari ke lima, setelah hari pertama, kedua dan ketiga ada penurunan tapi belum signifikan sekali. Sehingga kami ambil langkah, inilah jalur yang menyebabkan kepadatan Surabaya,” kata Usman, Rabu (7/7/2021).
Kebijakan ini, kata Usman, diambil pihaknya dengan sangat terpaksa, untuk menekan dan menghentikan mata rantai penularan Covid-19. “Ini kami ambil sagat terpaksa, karena memang situasi harus memaksa keadaan ini, untuk memutus mata rantai Covid-19,” ucapnya.
Jalur Bundaran Waru ini akan ditutup selama PPKM Darurat sampai 20 Juli mendatang. Dan jika ada kebijakan perpanjangan atau evaluasi, maka pelaksanaan penutupan juga bakal mengikuti.
“Selamanya sampai masa operasi PPKM Darurat ini kami akan tutup, silakan masyarakat kalau tidak berkepentingan di rumah saja,” ucapnya.
Bagi para pekerja dan masyarakat yang memiliki kepentingan mendesak ke Surabaya, Usman mempersilakan mereka untuk melintasi sejumlah jalur alternatif yang ada. “Kami mohon maaf sekali, dan kami pesan masyarakat kalau memang tidak perlu untuk lebih baik di rumah, kalau sangat perlu silakan masih ada jalur alternatif, sehingga terjadi penumpukan di Surabaya,” pungkasnya.
Situasi di Bundaran Waru membuat anggota DPRD Jawa Timur, Lilik Hendarwati turut angkat bicara. Dia mengingatkan agar seluruh kebijakan yang diambil dalam situasi pandemi COVID-19 (virus Corona) harus dipersiapkan secara matang, termasuk dalam hal sosialisasinya.
Menurutnya, sosialisasi sangat penting, agar kebijakan yang bertujuan baik memutus mata rantai penyebaran COVID-19 (virus Corona), dapat dipahami secara utuh oleh masyarakat. Oleh karena itu, anggota legislatif dari dapil Jatim I ini menekankan agar sosialisasi dilakukan dengan gencar.
“Sosialisasi untuk memastikan masyarakat paham dan bisa mengikuti. Mohon bilamana dibuat penyekatan, hendaknya memastikan sosialisasi sampai kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi kerumunan dan keruwetan massal yang jelas menimbulkan masalah,” kata Lilik saat dihubungi dari Surabaya, Rabu (7/7/2021).
Sosialisasi itu, kata Lilik, bisa menggunakan perangkat yang langsung dekat dengan warga. Di antaranya, RT/RW untuk menyampaikan pemahaman kepada warga mengenai langkah yang diambil. Sehingga, warga tidak kaget begitu ada keputusan semacam itu. (bid)
Berikut jalur alternatif masuk Surabaya:
Jalur alternatif I: Waru – akses lingkar emas Masjid Al Akbar – Jalan Taman Indah – Jalan Pagesangan – Jalan Gayungsari Barat X – Gayungsari Barat – Jalan Gayung Kebonsari – Jalan Ahmad Yani
Jalur alternatif II: Waru – akses lingkar emas Masjid Al Akbar – Jalan Taman Indah – Jalan Pagesangan – Jalan Gayungsari Barat – Jalan Menanggal V – Jalan Menanggal VI – Jalan Ahmad Yani
Jalur alternatif III: Medaeng – Jalan Taman Indah – Jalan Raya Pagesangan – Jalan Gayungsari Barat X – Jalan Menanggal V – Jalan Menanggal VI – Jalan Ahmad Yani
Jalur alternatif IV: Arah dari Pabrik Paku – Jalan Brigjen Katamso – Jalan Raya Brebek – Jalan Raya Wadungasri – Jalan Raya Rungkut Menanggal – Jalan Raya Rungkut Tengah – Jalan Rungkut Industri – Jalan Kendangsari – Jalan Jemurhandayani – Jalan Jemursari – Ahmad Yani