Polisi saat evakuasi mayat korban dari dalam rumah./bongkah.id/Karimatul Maslahah/
Polisi saat evakuasi mayat korban dari dalam rumah./bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id – Meski matahari mulai terbit, bau busuk dan lampu dikediaman pemulung bernama Suryo Supriyono (54) masih menyala selama tiga hari berturut-turut.

Para tetangga Suryo yakni warga Desa Miagan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, terheran dengan Suryo yang tak kunjung mematikan lampunya meski di siang bolong.

ads

“Kemarin ada tetangga melihat lampu rumah itu tidak mati, dan di dalam ada mayat. Kondisi pintu terbuka, lampu menyala terus dan korban diketahui sudah tiga hari tidak keluar rumah,” kata Rahmat Subakir (41) ketua RT 7 Dusun Miagan, Selasa (31/12/2024).

Lantaran penasaran bau busuk serta lampu rumah Suryo tak dimatikan, akhirnya tetangga masuk ke dalam rumah dan terkejut saat melihat Suryo telah terbujur kaku tak bernyawa.

“Pas ditemukan kondisinya sudah jadi mayat, ndak pakai busana ya telanjang. Korban ini setiap hari cari rosok, dan korban tinggal sendirian di rumah,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Mojoagung, Kompol Yogas membenarkan adanya peristiwa penemuan mayat seorang warga Desa Miagan yang meninggal dalam rumah.

“Kemarin sekitar jam 11.00 WIB, saat itu diketahui saudara saksi Subakir, TKP di jalan raya Wijaya Kusuma, Miagan,” tuturnya.

Ia pun menjelaskan bahwa semula saksi yang lewat depan rumah korban mencium aroma busuk seperti bangkai. Dan saat dilakukan pengecekan, ternyata saksi menemukan jasad korban yang ada di dalam rumah.

“Saudara saksi itu melintas di rumah korban, dan mencium bau aroma tak sedap, setelah dilakukan pengecekan ternyata ditemukan mayat korban,” kata Yogas.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), Yogas memperkirakan bahwa korban sudah meninggal dunia sejak beberapa hari yang lalu.

“Kalau dilihat ada pembengkakan, dan mulai membusuk, ya sekitar tiga harian. Dan berdasarkan keterangan saksi Sumarsih, korban terlihat pada hari Jum’at tanggal 27 Desember,” ujarnya.

“Sejauh ini hasil pemeriksaan medis dari luar jasad korban, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Selain itu dari keterangan saksi-saksi diketahui bahwa korban adalah pasien ODGJ yang mendapat perawatan dari bidan setempat,” tuturnya.

Hal ini, sambung Yogas, diketahui dari perawatan bidan desa yang rutin memberikan obat pada korban. “Ya obatnya kan terus diberikan, dan dikonsumsi secara kontinue, maka korban ini kondisinya membaik,” katanya.

Saat ditanya apakah penyebab kematian korban, Yogas mengaku bahwa saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman. “Penyebabnya masih kita lakukan pendalaman, karena di jasad korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” pungkasnya. (ima/sip)

11

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini