bongkah.id – Setelah kebakaran selama 10 jam lebih sejak Sabtu (23/8/2020) pukul 19.10 WIB dan melibatkan 57 mobil Pemadam Kebaran, kondisi Gedung Kejaksaan Agung di Jl. Sultan Hasanudin, Jakarta Selatan, terlihat mengalami kerusakan cukup parah. Gedung yang megah dan angker itu kini berbedak arang. Dindingnya gosong. Pun benebarkan bau sangit yang kuat. Seluruh kaca ruangan pecah berantakan. Pun mesin AC di tiap lantai ikut terbakar.
Kendati pada pukul 09.09 WIB api sudah tidak nampak dilokasi. Namun asap putih masih terlihat merembes keluar dari sela-sela gedung pasca terbakar. Dari depan gerbang utama, terlihat gedung sudah berwarna gosong. Tulisan Gedung Kejaksaan Agung sudah sulit terlihat. Sebagian hangus dilalap api.
Gedung itu sendiri saat ini nampak hanya menyisakan kerangka. Meski sudah padam puluhan kendaraan dan petugas pemadam kebakaran, masih terlihat standby di sekitaran lokasi gedung yang terbakar.
Sebagai informasi, gedung Kejaksaan Agung mulai terbakar dari sisi kanan. Dimulai dengan sebuah percikan api kecil sebagaimana yang dilihat para saksi. Api kemudian merambat ke sisi kiri gedung utama Kantor Kejaksaan Agung. Api dilaporkan berawal dari lantai 6. Merembet ke lantai bawah. Kondisi itu membuat enam lantai di gedung utama itu hangus terbakar.
“Persentasenya (kerusakan) gedung cukup parah. Saat ini, kita belum bisa menghitung kerugian yang diakibatkan. Pasalnya kita belum bisa masuk ke dalam,” kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Polisi Tubagus Ade Hidayat usai mengecek kondisi gedung Kejaksaan Agung, Minggu (23/8/2020).
Menurut Ade, hingga hari Minggu masih ada asap di beberapa bagian bangunan. Asap tersebar di beberapa lantai gedung utama. Upaya pendinginan membutuhkan waktu satu hari. Kondisi itu membuat pelaksanaan olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh Puslabfor dan Inafis Polri ditunda. Demi keamanan. Olah TKP dilanjutkan mulai Senin (24/8) pagi.
“Agenda awalnya, olah TKP pada hari ini. Namun kondisi gedung terbukti masih belum aman. Karena itu, mulai sore sampai malam hari dilakukan pendinginan lanjutan. Agar Tim Puslabfor Mabes Polri bersama tim olah TKP lainnya aman saat masuk gedung,” ujarnya.
Upaya pendinginan pasca kebakaran, diakui, membutuhkan waktu lumayan lama. Banyak material mudah terbakar di dalam gedung terlihat masih berasap. Bukti masih ada kadar panas yang teredam.
Ade mengharapkan proses pendinginan dapat selesai pada Ahad malam. Sehingga mulai Senin pagi sudah dapat dilakukan olah TKP. Mencari penyebab kebakaran sesungguhnya. Demikian pula titik awalnya. Juga alur api dalam proses pembakaran. Ini untuk mengetahui fakta sesungguhnya yang terjadi. Selain itu, juga untuk memprediksi nilai kerugian yang terjadi akibat kebakaran.
Dari olah TKP, dikatakan, nantinya akan ada hasil olah TKP sementara. Sedangkan olah TKP yang dilakukan hari ini masih belum diperoleh data apapun. Namun, langkah awal dalam olah TKP sudah disusun dan siap dilakukan mulai Senin pagi.
Sementara, Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jakarta Selatan Helbert Plinder Loan mengatakan, api cepat merambat ke seluruh ruangan gedung. Sebab banyak benda-benda yang mudah terbakar, seperti kertas. Pun dinding pembatas ruangan, yang terbuat dari bahan seperti plywood dan partikel board.
“Yang terbakar itu adalah benda-benda yang gampang terbakar, langsung cepat menyebar apinya,” kata Helbert.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan menuturkan, api sudah berhasil dipadamkan sekira pukul 04.30 WIB dan terus dilakukan proses pendinginan.
“Kebakaran di Kejagung sudah proses pemadaman tadi pagi, sekitar pukul 04.30 WIB sudah dapat dipadamkan. Pagi hari ini penyisiran, pendinginan di tiap-tiap lantai,” tuturnya.
Kendati suasana kebakaran Gedung Kejaksaan Agung saat proses pemadaman sangat mencekam, tapi pada Minggu pagi terlihat banyak warga menonton sisa-sisa bangunan yang gosong tersebut. Mereka yang menonton, kebanyakan usai melaksanakan kegiatan olahraga sepeda. Tak jarang diantara mereka berhenti sejenak ‘berwisata’. Menyaksikan sisa bangunan yang terbakar. Tak hanya itu, di antara mereka ada yang mengabadikan momen tersebut. Misalnya dengan cara swafoto atau selfie di depan gedung yang terbakar.
“Bau kebakarannya masih terasa banget. Sangit. Asap pun masih terlihat mengepul dari jendela yang sudah tak berkaca,” kata salah seorang warga di lokasi sembari menyaksikan sisa bangunan yang terbakar. (rim)