Bongkah.id – Wabah virus corona gelombang kedua benar-benar melanda Korea Selatan setelah negara itu melonggarkan pembatasan. Serangan susulan Covid-19 ini sesungguhnya meletup ketika banyak orang yang berlibur (keluar rumah) pada 5 Mei lalu, pasca lockdown dibuka.
Gelombang pertama corona di Korsel terjadi pada Februari hingga April. Kemudian gelombang kedua yang dipicu aksi massal liburan di bulan Mei yang menyebabkan munculnya 115 kasus baru dalam dua hari pada Sabtu (20/6/2020) dan Minggu (21/6/2020).
“Hari ini tambah 17 kasus baru,” kata Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) Jeong Eun-kyeong.
Lonjakan kasus baru tertinggi ada di Seoul, Ibukota Korsel. Gelombang kedua kota Seoul dapat dikaitkan dengan serbuan penumpang yang bisa kembali menggunakan moda transportasi umum.
Jeong menambahkan bahwa para ilmuwan memperkirakan bahwa Korea Selatan dapat mengalami 800 kasus baru dalam sehari jika transmisi tidak melambat.
Mulanya, KCDC memprediksi gelombang kedua akan muncul di musim gugur atau musim dingin. Namun perkiraan mereka ternyata salah.
“Selama orang berinteraksi dekat dengan orang lain, kami percaya bahwa infeksi akan terus berlanjut,” kata Jeong.
Walikota Seoul Park Won-soon menyampaikan kepada Associated Press bahwa jika Seoul kembali diserang oleh virus, maka seluruh Korea Selatan juga akan melaporkan kenaikan kasus baru.
Park mengatakan dia dapat menerapkan kembali langkah-langkah pembatasan sosial di ibu kota jika rata-rata jumlah kasus baru per hari mencapai di atas 30 selama tiga hari berikutnya, dan jika rumah sakit kota melewati kapasitas 70 persen hunian tempat tidur.
Diketahu, Korea Selatan adalah salah satu negara pertama yang mengalami wabah besar pada Februari, setelah China. Namun, tidak seperti China, negara itu tidak pernah menerapkan lockdown skala besar, sebaliknya mengandalkan misi pelacakan dan pengujian yang canggih. Korea Selatan dengan cepat mengendalikan wabahnya dan dipuji di seluruh dunia sebagai model untuk pengendalian virus corona. (bid)