Bongkah.id – Pos Pemadam Kebakaran Jombang kedatangan seorang ibu muda dengan dua anak kecil yang tampak kelelahan. Sang ibu, insial W (30), memeluk erat kedua buah hatinya sambil mencoba bicara di tengah tangis yang masih tercekat. Bukan untuk melaporkan kebakaran, tapi untuk mencari perlindungan dari rumah tangganya sendiri.
“Saya ditelepon anggota sekitar pukul 15.00 WIB, katanya ada ibu datang menangis sambil membawa dua anak perempuan, usia SD dan TK. Ternyata dia korban KDRT,” tutur Komandan Regu Pos Damkar Kabupaten Jombang, Hariyanto, Kamis (22/5/2025).
W, yang merupakan warga Kecamatan Diwek, mengaku tak tahu harus ke mana. Ia takut mendatangi kantor polisi, tapi hatinya tak lagi kuat menyimpan derita. Suaminya, menurut W, marah besar karena anaknya tak segera mencuci piring, hingga berujung pukulan ke lengan si kecil. Naluri seorang ibu membuat W refleks membela. Tapi tindakan itu malah membuat dirinya didorong dan mengalami luka di tangan dan sakit di bagian pinggang.
“Dia bilang sudah sering mengalami ini, sebelumnya bahkan sampai berdarah dan memar. Tapi katanya takut lapor, pernah juga lapor ke desa dan Polsek saat masih tinggal di Mojoagung, tapi tidak diproses karena tidak ada bukti,” kata Hariyanto.
Kisah itu terasa memilukan. W bercerita pernah bercerai dari suaminya, namun kembali rujuk demi anak-anaknya. Kini, ia kembali terjebak dalam lingkar kekerasan yang sama. Di tengah kepanikan, ia hanya berpikir membawa anak-anaknya pergi sejauh mungkin. Tanpa sempat mengganti pakaian anak, dengan sepeda motor ia mengarah ke tempat yang tak biasa, yaitu markas pemadam kebakaran.
“Yang kecil cuma pakai kaos dalam. Ibu itu bilang, dia hanya ingin suaminya langsung ditangkap,” ujar Hariyanto.
Karena para petugas jaga saat itu masih muda dan belum memiliki pengalaman menangani kasus KDRT, Hariyanto segera turun tangan. Setelah mendengarkan kronologi yang panjang dan menyayat hati, ia menghubungi Polsek Jombang Kota untuk mengarahkan korban ke jalur hukum yang benar. Sekitar pukul 16.00 WIB, W diantar langsung ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Jombang.
“Saya hanya mendampingi sampai sana. Senin (19/5) saya juga diminta jadi saksi,” imbuh Hariyanto.
Kasus ini kini sedang ditangani oleh pihak berwajib. Kanit PPA Satreskrim Polres Jombang, Ipda Faris Patriadinata, membenarkan adanya laporan tersebut.
“Kasusnya masih dalam proses. Para saksi sudah dimintai keterangan, dan kami masih menunggu hasil visum,” ujarnya.
Kisah W bukan hanya tentang kekerasan, tapi tentang berani melarikan diri demi keselamatan anak-anak, berani bersuara meski jalan yang dipilih tak biasa. Di tengah rutinitas pemadam api, para petugas Damkar Jombang hari itu menjadi saksi bahwa tidak semua kobaran berasal dari listrik atau bensin, ada pula api kekerasan rumah tangga yang harus segera dipadamkan sebelum membakar lebih banyak luka. (ima/sip)