bongkah.id – Sepanjang masa tatanan normal baru, Bandar Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur, tidak hanya fokus penerapan protokol kesehatan. Memperkuat aspek pengamanan, baik di sisi udara maupun sisi darat juga menjadi fokus penanganan. Kebijakan itu upaya keamanan dan keselamatan pengguna jasa kebandarudaraan. Protap kebijakan itu dibahas dalam Bandara Juanda menggelar Airport Security Committe (ASC) Meeting.
Demikian Co. General Manager Bandar Udara Internasional Juanda Didik Suryanto dalam keterangan tertulis, Kamis (20/8/2020).
“Hal itu untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan pengguna jasa kebandarudaraan. Kebijakan itu untuk memantapkan dan memastikan pengamanan di lingkungan bandara berlangsung sesuai prosedur,” katanya.
Kegiatan Bandara Juanda menggelar Airport Security Committe (ASC) Meeting bersama pemangku kepentingan itu, menurut dia, untuk membahas dan mengevaluasi program-program pengamanan penerbangan yang telah berjalan selama ini. Khususnya selama penerapan kondisi new normal. Yang memerlukan pembahasan lebih mendalam dalam pelaksanaan pengamanan penerbangan.
Dalam situasi seperti saat ini, diakui, semua pihak tidak boleh lengah. Komunikasi dan koordinasi harus tetap dijalankan dengan baik. Karena itu, pihaknya sangat mengapresiasi adanya kerjasama sama yang sinergi semua pihak.
Salah satu hasil kekuatan sinergi pengamanan di Bandara Juanda itu, dicontohkan, keberhasilan tim pengamanan menggagalkan upaya penyelundupan ribuan baby lobster, Senin (17/8/2020). Ini sebuah bukti. Kerjasama yang solid tersebut tetap terjaga, meskipun di suasana hari libur. Tim di lapangan tetap awas dan waspada.
Tujuan dari program keamanan penerbangan nasional, dikatakan, untuk melindungi keselamatan, keteraturan dan efisiensi penerbangan di Indonesia. Melalui pemberian regulasi, standar dan prosedur, serta perlindungan yang diperlukan bagi penumpang, awak pesawat udara, personel di darat dan masyarakat dari tindakan melawan hukum.
Melalui ASC Meeting tersebut, diharapkan, semua instansi di bandara dapat bersama-sama mewujudkan layanan berskala global dalam standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan yang memenuhi aspek 3S+1C. Yaitu safety, security, service dan compliance. Selanjutnya, kegiatan akan dilanjutkan acara Table Top penanggulangan keadaan darurat. Rencananya pada 27 Agustus mendatang.
“Table top berskala kecil ini dilakukan untuk menguji prosedur dari masing-masing instansi. Demikian pula dokumen Airport Emergency Plan (AEP). Yang di dalamnya memuat fungsi sistem komando, kendali, koordinasi, dan komunikasi mulai awal kejadian sampai dengan pergerakan personil dan fasilitas. Acara tersebut perlu diselenggarakan sebagai kebijakan preventif. Sesuai dengan situasi saat ini. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan yang pertama kalinya menggelar table top exercise secara virtual bersama para pemangku kepentingan di bandara” katanya. (ima)