Bongkah.id – Pelaku dan motif pembunuhan sadis mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang Bagus Prasetyo Lazuardi (26), akhirnya terkuak. Tindakan menghabisi nyawa pemuda itu ternyata dilakukan oleh ayah tiri pacar korban, ZI, karena terbakar cemburu.
Kasubdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jatim AKBP AKBP Lintar Mahardhono mengatakan, pihaknya telah meringkus dan menetapkan ZI sebagai tersangka. Pelaku, imbuhnya, nekat menghabisi nyawa Bagus Prasetyo karena terbakar cemburu melihat mahasiswa asal Tulungagung, Jawa Timur itu berpacaran dengan putri tirinya, TS.
“Karena pelaku ternyata juga suka dengan korban yang tidak lain adalah anak tirinya sendiri. Bahkan kepada temannya, pelaku mengaku akan menikahi anak tirinya tersebut, tetapi oleh temannya dilarang,” kata Lintar, Senin (18/4/2022).
Api cemburu itu mendorong pelaku merencanakan pembunuhan terhadap mahasiwa angkatan 2014 itu. Lima hari usai pembunuhan atau pada 12 April 2022, jenazah korban ditemukan warga dalam kondisi sudah membusuk di wilayah Desa Purwodadi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Untuk saat ini, ZI masih menjadi tersangka tunggal dalam kasus pembunuhan tersebut. Warga Kecamatan Klojen Kota Malang itu dijerat Pasal 340 KUHP subsider 338 KUHP subsider 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman pidana maksimal 20 tahun penjara.
“Kami masih mendalami kemungkinan ada pelaku lain dalam kasus ini,” jelasnya.
Selain asmara, polisi juga mengidentifikasi motif lain yakni ekonomi. Hal ini terungkap dari pemindahan uang sebesar Rp 3,4 juta dari rekening bank korban ke rekening pribadi pelaku.
“Pelaku memindah saldo di rekening korban ke rekening pribadinya sebesar Rp 3,4 juta. Selain itu, saat peristiwa pembunuhan, pelaku merampas ponsel korban dan,” ungkap Lintar.
Dari hasil pemeriksaan njuga terungkap jika pelaku ternyata sering meminta uang kepada korban. Alasannya karena himpitan ekonomi.
“Pelaku juga kerap minta uang kepada korban,” ujar Lintar.
Wijiadi (60), tetangga pelaku mengungkapkan, kepribadian ZI yang pendiam bahkan cenderung tertutup. Tersangka hampir tidak pernah bergaul dengan warga sekitar, bahkan para tetangga dekatnya tidak mengetahui bagaimana status pernikahan ZI.
“ZI asli sini cuma ya gitu orangnya pendiam, tidak banyak bergaul jarang kumpul sama pemuda-pemuda kampung. Bahkan sudah menikah atau tidak kita tidak tahu, setahu saya di sini tinggal sama ibunya,” ucap Wijiadi.
Namun pembawaannya yang pendiam malah menyembunyikan kepribadiannya yang kejam. Terbukti, ZI menghabisi nyawa pemuda yang menjadi pacar anak tirinya dengan sadis dan membuang mayat korban ke sema-semak pinggir Jalan Raya Malang-Purwoddi, pasuruan hingga membusuk sebelum akhirnya ditemukan warga, lima hari kemudian. (bid)