Tradisi nyate di pondok pesantren Tebuireng Jombang, Senin (17/6/2024). Bongkah.id/Karimatul Maslahah/
Tradisi nyate di pondok pesantren Tebuireng Jombang, Senin (17/6/2024). Bongkah.id/Karimatul Maslahah/

bongkah.id – Tradisi bakar sate saat Iduladha di pondok pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, masih tetap menjadi rutinitas yang dilestarikan.

“Nyate bareng ini sudah setiap tahun, sudah jadi rutinitas. Alhamdulillah seneng,” ujar Santri Tebuireng asal Jakarta, Abdur Rafiq (16), Senin (17/6/2024).

ads

Terlihat santri pondok pesantren Tebuireng, Jombang sibuk mempersiapkan perlengkapan untuk membuat sate di halaman pesantren.

Dengan memakai sarung, santri-santri Tebuireng ini kompak mengolah daging sapi untuk dijadikan sate. Ada yang bertugas memotong kecil-kecil daging kurban, ada yang membakar daging, hingga menyiapkan bumbu-bumbunya.

Setelah sate selesai dibuat, ribuan santri ini langsung menyantapnya ramai-ramai. Meski tampak sederhana, tradisi nyate berjamaah ini terlihat seru dan penuh kehangatan.

“Ya seru banget ya. Kalau di rumah mungkin bakar-bakar bareng keluarga. Kalau di sini lebih banyak pengalamannya,” ujarnya.

Mundzir Ponpes Tebuireng Jombang, Lukman Hakim mengatakan, ada 4.000 santri yang nyate bareng hari ini. Mereka ramai-ramai membakar sate di halaman belakang pondok.

“Santri di hari-hari ini ada hiburan ya. Mereka nyate bareng. Itu sebagai simbol kebersamaan santri Tebuireng.

Lukman menyampaikan, pesantren Tebuireng menerima 27 ekor sapi dan 7 ekor kambing dari sejumlah tokoh, wali santri dan masyarakat sekitar. Hewan-hewan kurban itu disembelih dan dagingnya dibagikan ke masyarakat, guru dan karyawan, serta para santri.

“Kita salurkan daging kurban itu, terutama kepada santri kurang lebih untuk 5.000 santri dan kepada masyarakat 5.000 kantong juga termasuk untuk guru dan karyawan di Tebuireng,” pungkasnya. (ima)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini