Bongkah.id – Insiden memalukan kembali mencoreng dunia sepak bola Indonesia. Bus yang mengangkut skuad Persik Kediri dilempari batu oleh oknum suporter tak dikenal setelah pertandingan melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Minggu (11/5/2025). Akibat kejadian tersebut, pelatih kepala Divaldo Alves dan asisten pelatih mengalami luka ringan akibat pecahan kaca.
Kronologi Kejadian
Bus Persik meninggalkan Stadion Kanjuruhan sekitar pukul 18.15 WIB setelah memenangkan pertandingan dengan skor meyakinkan 3-0 atas tuan rumah Arema FC. Saat melintas di Jalan Trunojoyo, bagian kaca kiri bus pecah akibat lemparan batu dari arah trotoar.
“Kami sedang duduk di kursi depan, tiba-tiba terdengar suara keras dan kaca pecah. Pelatih kami langsung menunduk, tapi sudah terkena serpihan kaca,” kata Yusuf Eka Pratama, pemain Persik Kediri.
Sementara, pelatih kepala Persik, Divaldo Alves menceritakan bagaimana momen itu menimbulkan trauma bagi beberapa pemain muda.
“Saya tidak menyangka hal seperti ini masih bisa terjadi. Kami datang bermain sepak bola, bukan untuk berperang. Yang lebih saya khawatirkan adalah kondisi mental pemain muda yang terguncang melihat kekerasan seperti ini,” ujar Divaldo dengan nada kecewa.
Ia menambahkan, pihak klub akan melakukan koordinasi dengan PSSI dan PT LIB untuk memastikan kejadian ini tidak terulang di masa depan.
Respons Manajemen Persik dan Arema FC
Manajer Persik Kediri, Rony Wahyudi, menyayangkan tindakan tak bertanggung jawab ini. Ia menekankan bahwa timnya selalu menjunjung tinggi sportivitas, baik saat menang maupun kalah.
“Kami minta aparat dan pengelola kompetisi menindaklanjuti kejadian ini. Tidak boleh ada toleransi untuk kekerasan dalam sepak bola,” tegas Rony.
Sementara itu, pihak Arema FC melalui pernyataan resmi menyampaikan permintaan maaf dan menyatakan siap membantu mengidentifikasi pelaku.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan menyatakan simpati terhadap korban. Sepak bola seharusnya menjadi ajang persaudaraan, bukan permusuhan,” tulis pernyataan klub yang diunggah di media sosial.
Penyelidikan oleh Polisi Dimulai
Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana, mengatakan pihaknya telah menerima laporan dan sedang mengidentifikasi pelaku melalui rekaman CCTV di sekitar lokasi.
“Kami sudah mengamankan beberapa rekaman dan akan memeriksa saksi di lapangan. Tindakan seperti ini dapat dikenai sanksi pidana, termasuk perusakan dan penganiayaan ringan,” ujarnya dalam konferensi pers. (ima/sip)