Bongkah.id – Sejumlah pemerintah daerah di luar Jawa Timur melarang warganya membeli sapi dari Jatim. Larangan ini buntut banyaknya hewan ternak tersebut yang mati karena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Salah satu yang mengeluarkan larangan yakni Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Di daerah itu, ada belasan ekor sapi milik warga yang terjangkit PMK diduga berasal dari Jatim.
“Wabah PMK marak di Jawa Timur. Kami sudah sampaikan himbauan ini lewat jajaran terkait langsung kepada grup- grup peternak dan pedagang sapi,” kata Sekda Boyolali, Masruri, Selasa (10/5/2022).
Menurut Masruri, setiap hari pasaran pahing setidaknya ada 40-an anakan sapi atau pedhet didatangkan pedagang ke Pasar Hewan Jelok, Kecamatan Cepogo. Sapi-sapi itu dibeli langsung dari peternak asal Pujon, Kabupaten Malang, Jatim.
“Dengan kasus PMK di Jatim ini, maka pedagang diminta tidak membeli sapi asal Jawa Timur,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 1.247 ekor sapi ternak di Jatim terinfeksi wabah PMK. Fakta itu memaksa rumah potong hewan (RPH) di sejumlah daerah tutup sementara. (Baca: Ribuan Sapi Ternak di Jatim Terpapar Wabah PMK, RPH Tutup Sementara)
Sebanyak 1.247 ekor sapi ternak yang terserang PMK tersebar di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto. Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto mencatat sebanyak 616 sapi terinfeksi dan enam ekor mati.
Oleh karena itu, Pemkab Boyolali pun mengingatkan agar para peternak sapi di Boyolali juga diminta ekstra waspada menyusul belasan ekor sapi di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo yang mengalami gejala klinis seperti PMK. Pemkab Boyolali juga memantau lalu lintas ternak asal luar daerah.
“Pihak terkait jangan sampai mengeluarkan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) untuk sapi yang didatangkan drai luar daerah, utamanya dari Jawa Timur,” tandas Sekda Boyolali.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disanakkan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati, masuknya wabah PMK ke daerahnya diketahui berdasarkan laporan peternak sapi pada Sabtu (7/5/2022) lalu. Peternak tersebut melaporkan jika dua ekor sapinya yang mengalamai gejala, mulut melepuh, keluar lendir berlebihan di mulutnya. Kemudian, lidahnya seperti orang yang terkena sariawan. Suhu badan sapi tinggi hingga nafsu makan berkurang.
Petugas pun lalu melakukan pengecekan ke lokasi dan koordinasi dengan Balai Besar Veteriner Wates. Pihaknya kemudian melakukan identifikasi ke lokasi bersama petugas BB Veteriner Wates.
Hasil pengecekan, ternyata tak hanya 2 ekor sapi saja yang mengalami gejala tersebut. Namun seluruh sapi di kandang sebanyak 15 ekor sapi mengalami gejala yang sama. Waskita. (bid)