Bongkah.id – Makanan fish tofu dan crab stick yang diduga menjadi penyebab keracunan 45 siswa SDN Wuluh 1 Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, telah dilakukan uji laboratorium.
Hasilnya menunjukkan bahwa makanan tersebut, bukanlah penyebab utama terjadinya keracunan pada puluhan pelajar SD tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jombang, Hexawan Tjahja Widada mengatakan bahwa hasil lab yang dilakukan pihaknya menyatakan, sampel makanan tersebut negatif racun dan kuman berbahaya.
Untuk itu, pihaknya menyebut kemungkinan besar penyebab keracunan makanan itu, disebabkan oleh faktor lain.
“Karena dinyatakan negatif semua, mungkin penyebab keracunan dari variabel lain,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (10/3/2025).
Ia pun menyebut bahwa sedikitnya ada 4 sampel makanan yang dikirimnya ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat Surabaya, untuk diuji.
Dan hasil yang ia terima, pada hari Kamis 6 Maret 2025, ternyata makanan crab stick dinyatakan negatif kuman salmonela, e coli, staphylococcus, kolera, dan lainnya.
“Begitu juga dengan fish tofu, saos dan sampel muntahan, dinyatakan negatif dari kuman-kuman tersebut,” ujarnya.
Ia pun menduga bahwa, keracunan terjadi karena sebab lain. Kemungkinan dari pola kebersihan tangan sebelum makan dari para pelajar, hingga sanitasi sekolah yang memang kurang bersih.
Meski demikian, ia mengaku tidak melakukan pengecekkan terlalu jauh atas dugaan tersebut. Lantaran pihak Dinkes berfokus pada uji sampel makanan di laboratorium.
“Tapi kami tidak memeriksa sampai ke sana, yang jelas, hasil semuanya negatif, dari sampel yang kami kirimkan,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya menjelaskan bahwa setelah 45 siswa keracunan pada tanggal 18-19 Januari 2025, tidak ada lagi siswa yang mengeluhkan mual muntah hingga diare.
Namun, sambung Hexa pihak Dinkes telah melakukan konseling kepada pedagang atau penyedia makanan di lingkungan sekolah untuk lebih memperhatikan pola makan sehat, serta kebersihan makanan. “Yang jelas makanan yang dijual harus tertutup,” katanya.
Tak hanya itu, pihaknya mengaku telah mengedukasi para siswa, untuk menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan sebelum makan.
“Kami tidak memeriksa sampai sanitasi, sepertinya di sana pakai air sumur bor, bukan PDAM,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, siswa-siswi SDN Wuluh 1 Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, keracunan usai diduga memakan jajajan yang dijual oleh salah satu pedagang.
Sebanyak 45 pelajar mengeluh mual, pusing hingga diare, serta terdapat 4 siswa terpaksa dirawat di Klinik Bima Medika, Puskesmas Sumobito dan Puskesmas Kesamben.
“Keluhan mulai ada pada selasa malam, ya indikasinya mulai makan makanan itu sejak selasa pagi,” kata Plt Kepala SDN Wuluh 1 Kecamatan Kesamben, Fredy Sapurtra. Kamis (20/2/2025). (ima/sip)