Bongkah.id – Panitia Festival Anak Saleh Kota Mojokerto Tahun 2022 akhirnya buka suara terkait kontroversi kabar sejumlah anak pingsan akibat kelalaian penyelenggara dan keterlambatan Walikota Ika Puspitasari. Panitia membenarkan walikota terlambat datang ke acara, tetapi tidak ada anak yang sampai pingsan karena lama menunggu tanpa konsumsi.
Ketua Panitia Festival Anak Sholeh Mihayah Laila Wardha menjelaskan, rundown acara dimulai pukul 08.00 hingga selesai paling lambat pukul 10.00 WIB. Sehingga pihaknya meminta para orang tua wali murid yang dilarang mendampingi agar menjemput anak-anaknya pada pukul 10.30 WIB.
“Sesuai rencana, pukul 10.15 WIB anak-anak sudah kembali ke sekolah. Dan orang tua bisa menjemputnya pada pukul 10.30 WIB. Titik antar jemput anak ada di sekolah masing-masing,” kata Laila saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III di gedung DPRD Kota Mojokerto, Rabu (9/11/2022).
Puncak Festival Anak Saleh Tahun 2022 digelar Ikatan Guru TK (IGTK) Muslimat NU Kota Mojokerto di lantai 4 Aula MPP Gajah Mada Kota Mojokerto, Sabtu 5 November 2022 lalu. Ika Puspitasari Sari diagendakan memberikan sambutan selaku walikota sekaligus maupun Ketua Muslimat NU daerah setempat pukul 9.30 WIB.
Namun kenyataan di lapangan tak sepenuhnya sesuai harapan. Keterlambatan Walikota Ika Puspitasari datang di lokasi acara menjadi awal penyebab rangkaian acara tidak berjalan sebagaimana rencana.
Laila menerangkan, Ika Puspitasari tak kunjung untuk memberikan sambutan sesuai jadwal. Panitia sempat mengkonfirmasi ke pihak protokoler Pemkot terkait kepastian hadirnya kepala daerah yang akrab disapa Ning Ita pada acara tersebut.
“Karena sampai pukul 9.30 WIB belum datang, kami tanyakan ke protokoler. Jawabnya, ‘iya nanti 10 menit lagi’,” ujarnya sembari menirukan jawaban salah satu pegawai protokoler Pemkot Mojokerto.
Sembari menunggu, panitia pun melanjutkan rundown sesuai jadwal dengan acara penampilan anak-anak. Namun sampai pukul 10.15 WIB, Ning Ita ternyata tak kunjung datang.
Pihaknya pun membagikan snack (makanan ringan) kepada anak-anak sesuai jadwal yang sudah disepakati dengan para kepala sekolah yakni pada pukul 10.30 WIB. Hanya, panitia memang tidak menyiapkan konsumsi berupa nasi pada sesi makan di sela acara.
“Jadi kalau ada informasi viral bahwa anak-anak tidak boleh makan, tidak seperti itu, konsumsinya ada sudah kita siapkan. Kemudian masalah viral ada yang pingsan, itu tidak benar. Sebenarnya itu anaknya tidur,” tukasnya.
Disebutkannya, dari tiga anak yang tidur, salah satunya dalam kondisi sakit dan dua lainnya menangis karena dot susunya tidak dibawa. Padahal sejak awal, panitia sudah mewanti orang tua agar anaknya yang sakit dan rewel tidak perlu mengikuti acara ini.
“Semua itu sudah ada tercatat dalam berita acara rapat, mulai awal sampai dua hari sebelum acara kita kumpul untuk menyamakan situasi. Dan kita tidak pernah mewajibkan setiap anak harus ikut acara ini,” ungkapnya.
Sebagiamana diberitakan, Acara Festival Anak Sholeh menjadi heboh dan menuai kontroversi setelah beredarnya video dengan caption kritikan terhadap panitia acara yang diposting akun @bakeology.id di media sosial TikTok. Postingan itu menyebutkan, sejumlah anak yang mengikuti acara tersebut pingsan karena terlalu lama menunggu kedatangan walikota tanpa makan dan pendampingan orang tua.
Menurut Laila, panitia tidak memperbolehkan anak-anak didampingi orang tua untuk menjaga kebersihan di dalam ruangan acara. Hal itu, lanjutnya, tercatat dalam tata tertib yang sudah sudah disepakati panitia bersama para kepala sekolah dan pemkot selaku pemilik dan pengelola gedung MPP Gajah Mada Kota Mojokerto.
“Itu sudah sesuai tata tertib Anak tidak boleh didampingi orang tua di dalam gedung. Dan titik antar jemput anak ada di sekolah,” tandas pengurus PGTKM ini.
Kini, setelah kabar yang menyebutkan sejumlah anak pingsan akibat kelalaian penyelenggara acara terlanjur viral, panitia meminta arahan dan bantuan dari dewan untuk mendudukkan kabar sesuai fakta di lokasi. Pihaknya juga sudah menyampaikan permohonan maaf kepada para orang tua dan pihak-pihak terkait lain atas kejadian ini.
“Karena anak-anak ketika ditanya setelah pulang dari acara itu mengaku senang. Bahkan ketika di rumah, musiknya juga diputar terus, menari-nari,” ucapnya.
Ia menambahkan, kepala sekolah dari wali murid pemilik akun yang menyebarkan informasi keliru juga sudah melakukan pendekatan secara kekeluargaan. Para orang tua lain juga sudah diberikan pemahaman tentang apa yang sebenarnya terjadi di lokasi sehingga dapat memahami situasinya.
“Kita juga sudah mengimbau ke seluruh orang tua agar stop ikut-ikutan berkomentar negatif. Jadi kami mohon agar orang tua berhenti memberikan komentar negatif,” pungkasnya. (bid)