Bongkah.id – Warga Kabupaten Jombang, Jawa Timur, beralih ke kayu bakar untuk memasak kebutuhan sehari-hari.
Hal ini terjadi setelah warga merasa harga gas elpiji melon 3 kilogram semakin mahal dan sulit untuk didapatkan.
Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan kebijakan larangan warung pengecer berjualan gas LPG atau elpiji sejak 1 Februari 2025.
Salah satu warga yang beralih ke kayu bakar adalah Suparmi (53), warga Desa Karangsagangan, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Suparmi bercerita bahwa dia sudah menggunakan kayu bakar sejak Minggu (2/2/2025) karena mahalnya gas elpiji serta semakin sedikitnya stok di toko-toko klontong.
“Gas elpiji di toko sekitar rumah sudah mulai langka dan hanya sudah naik jadi saya beralih menggunakan tungku pakai kayu bakar,” ujarnya, Jum’at (7/2/2025).
Disebut Suparmi, gas elpiji melon 3 kilogram kini seharga Rp 22 ribu dari yang seminggu sebelumnya Rp 18 ribu.
“Agar lebih hemat ya pakai kayu bakar saja, untuk memenuhi kebutuhan dapur,” kata dia.
Selain Suparmiz warga lainnya pun juga memanfaatkan kayu bakar agar dapurnya tetap mengepul.
“Ya terpaksa pakai kayu bakar untuk memasak yang dimakan sehari-hari,” jelas Ponisri (49) disela-sela kesibukannya.
Adanya fenomena ini, keduanya berharap pemerintah segera menindaklanjuti agar gas elpiji yang menjadi kebutuhan dapur setiap hari bisa didapat dengan mudah dengan harga terjangkau.
“Harapan kami ya pemerintah bisa menurunkan harganya lagi, serta stok di toko-toko kelontong dekat rumah juga banyak,” pungkasnya. (ima/sip)