Bongkah.id — Liburan sekolah biasanya diisi para remaja dengan jalan-jalan, berkumpul bersama teman, atau sekadar rebahan di rumah. Namun suasana berbeda terlihat di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Jombang. Sejak pagi, antrean tampak mengular, didominasi remaja 17 tahun yang datang bukan untuk bermain, melainkan mengurus perekaman KTP elektronik (KTP-el) mereka.
Bagi Kaila, libur sekolah menjadi momen paling pas untuk mengurus dokumen kependudukan pertamanya itu. Ia tampak lega usai keluar dari ruang perekaman.
“Saya baru mengurus KTP-el saat liburan sekolah karena kalau sekolah tidak sempat. Pelayanannya cepat, tadi saya diberi nomor antrian dan langsung melakukan perekaman,” ujarnya, Kamis (3/7/2025).
Suasana ramai di loket-loket lain pun tak kalah sibuk. Tidak hanya KTP-el, beberapa orang tua juga memanfaatkan waktu untuk mengurus Kartu Keluarga (KK) atau Kartu Identitas Anak (KIA). Semua antre dengan sabar, meski ruang tunggu penuh.
Shinta Cahaya Robiatul Adawiyah juga merasakan kemudahan yang sama. Sambil menggenggam map berisi berkas, ia bercerita, “Saya masih sekolah, jadi memanfaatkan waktu liburan untuk mengurus KTP-el. Satu hari, besok sudah jadi,” katanya.
Fenomena membludaknya pelajar yang mengurus KTP-el memang sudah diprediksi Dinas Dispendukcapil Jombang. Kepala Dispendukcapil, Masduqi Zakaria, mengakui bahwa liburan sekolah membawa lonjakan signifikan.
“Biasanya, setiap hari kami melayani sekitar 400 pemohon, tetapi saat liburan sekolah ini meningkat menjadi sekitar 700-800 pemohon untuk pencetakan dokumen kependudukan,” terangnya.
Dinas pun sebenarnya punya strategi jemput bola ke sekolah-sekolah untuk mendata dan merekam KTP-el bagi siswa berusia 16 tahun. Namun, hasilnya kadang kurang maksimal lantaran banyak siswa ingin memperbarui foto.
“Momen liburan sekolah ini menjadi kesempatan bagi anak-anak untuk mengurus KTP-el ke Dispendukcapil,” paparnya.
Masduqi menjelaskan, demi memperlancar perekaman, pihaknya tetap memusatkan layanan di kantor Dispendukcapil dan Mall Pelayanan Publik. Pelayanan di kantor kecamatan belum dilakukan, sebab stok blanko yang dikirim pemerintah pusat terbatas.
“Jumlah tersebut hanya cukup untuk pelayanan selama 4-5 hari. Namun, kami tetap optimalkan pelayanan karena pencetakan hanya dilakukan di kantor Dispendukcapil,” jelasnya.
Rata-rata, Dispendukcapil Jombang mencetak sekitar 500 KTP-el per hari di kantor pusat, sementara di mall pelayanan publik bisa mencapai 200 keping. Semua upaya ini dilakukan agar ribuan pelajar yang rela antre di masa libur sekolah bisa segera memegang identitas resmi pertamanya.
Masduqi pun menutup penjelasannya dengan harapan layanan tetap lancar meski blanko terbatas. “Kami ingin tetap bisa melayani setiap harinya. Jika blanko dibagi, nanti tidak cukup untuk pelayanan di Dispendukcapil,” pungkasnya.
Bagi para pelajar, selembar KTP-el tak hanya tanda sah sebagai warga negara, tapi juga simbol kedewasaan yang mereka raih di sela liburan sekolah. (ima/sip)