Bongkah.id – Kekhawatiran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan terjadinya ledakan pasien positif Covid-19 di wilayah kerjanya, ternyata mulai terjadi di Jawa Timur. Rumah Sakit Airlangga Surabaya (RSUA) sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19, per Kamis (28/05/2020) menyatakan tutup sementara melayani pasien baru corona. Kebijakan itu terpaksa dilakukan, karena 100 set tempat tidur yang disiapkan sudah dimanfaatkan merawat 100 pasien Covid-19.
“Tercatat, ada 100 lebih pasien yang sedang dalam perawatan di RSUA. Hal itu, semakin hari terus bertambah. Karena keterbatasan tempat tidur yang kami miliki, tentu kebijakan penutupan sementara kami ambil,” kata Rektor Unair Prof Mohammad Nasih via ponselnya, Kamis pagi.
Sebagaimana diketahui, RSUA melalui surat pemberitahuan tertanggal 25 Mei 2020 yang ditandatangani Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan Dr Hamzah tersebut, berisi tentang penghentian sementara layanan pasien baru Covid-19. Kebijakan itu akibat keterbatasan kapasitas perawatan pasien dan penyesuaian layanan.
Penutupan layanan sementara, menurut dia, juga dilakukan pada Laboratorium Institut Tropical Disease (ITD) Unair untuk pengujian sampel baru COVID-19. Per hari ini, ITD menetapkan kebijakan hanya menerima sampel baru Covid-19 dari RSUA.
Kebijakan penutupan layanan bagi pasien baru COVID-19 di RSUA, diakui, karena tidak ingin memaksakan diri menerima pasien, sementara kapasitas tempat tidur sudah tidak ada.
Saat sikap itu dilakukan, tak dipungkiri akan berpotensi menimbulkan masalah baru. Pasalnya pasien baru Covid-19 dilakukan perawatan seadanya, bahkan ditempatkan di IGD (Instalasi Gawat Darurat).
“Penutupan sementara ini merupakan ikhtiar RSUA untuk melakukan penataan internal. Demikian pula penambahan fasilitas yang masih kurang. Kebijakan ini murni akibat keterbatasan tempat tidur. Saat penambahan fasilitas selesai dengan 100 tempat tidur baru, kami akan kembali menerima pasien baru Covid-19,” ujarnya.
Sementara untuk penutupan layanan pengujian sampel Covid-19 di ITD Unair yang terjadi nyaris bersamaan waktu, Nasih mengatakan, berkaitan erat dengan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang mereka miliki. Pentupan tersebut juga bagian dari ikhtiar menyiapkan SDM dan alat pengujian yang lebih baik lagi.
“Ke depan, kami tidak ingin terjadinya penumpukan sampel Covid-19 yang harus menunggu lama dalam peroses pengujiannya. Usai penataan internal, Unair ingin sampel yang masuk pada hari itu bisa diproses dan hasilnya segera bisa diketahui,” katanya.
“Sekali lagi, tindakan dan kebijakan yang kami ambil ini, semua demi keselamatan dan kesehatan banyak pihak. Baik masyarakat maupun tenaga medis,” tambahnya.
TERINFEKSI CORONA
Pada kesempatan berbeda, Ketua Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat (PIH) Universitas Airlangga Suko Widodo membenarkan, adanya beberapa tenaga kesehatan yang positif terpapar Covid-19.
Tenaga kesehatan (nakes) yang terinfeksi sebanyak 6 orang. Mereka terinfeksi dari pasien yang dirawat. Mayoritas perawat. Tenaga dokter juga sudah ada yang terinfeksi. Mereka dinyatakan positif berdasarkan hasil tes swab polymerase chain reaction (PCR) maupun rapid test.
Terdeteksinya 6 nakes yang tterinfeksi, setelah RSUA melakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan rutin yang sudah dilakukan sebelum pandemi Covid-19 datang. Tes terhadap para nakes di RS Unair tersebut sudah dilakukan selama dua pekan terkahir. Mereka yang dinyatakan positif tengah menjalani isolasi mandiri di rumah maupun di dormitory yang telah disediakan.
“Setelah kami pantau kondisi baik, ada yang diisolasi di rumah masing-masing. Belum tahu berapa yang ada di dormitory. Tapi ada. RS merawat mereka dengan baik tidak dirujuk ke RS lain, agar mereka merasa senang dirawat di RS sendiri,” katanya.
RSUA akan terus berupaya optimal memulihkan kondisi nakes. Menurutnya, keberadaan nakes sangat dibutuhkan dalam menangani pasien, baik yang terkait Covid-19 atau tidak, di tengah pandemi virus corona saat ini.
“Terinfeksinya nakes di RS itu sebuah ilmu baru, bahwa jantung pertahanan untuk merawat pasien Covid-19 sudah tembus. Dampaknya bisa berbahaya kepada nakesnya sendiri, juga kepada pasien. Musibah ini akan mengurangi jumlah nakes yang akan melayani pasien di RS,” ujarnya.
Selain nakes di RSUA yang sudah terinfeksi Covid-19, ternyata tenaga laboratorium di ITD Unair Surabaya juga ada yang bernasib sama. Terinfeksi virus Corona. Musibah itu membuat sdm di lab berkurang, sehingga untuk sementara waktu hanya akan menerima sampel baru Covid-19 dari RSUA saja. Upaya tersebut dilakukan 14 hari sejak 26 Mei 2020
Melalui surat pengumuman nomor 196/UN3.9.4/TU/2020, Selasa (26/5/2020), Kepala ITD Unair Prof Maria Inge Lusida menyampaikan, pihaknya sedang melakukan tracing atau pelacakan masif untuk memutus penyebaran Covid-19.
Pembatasan penerimaan sampel yang hanya dari RSUA tersebut, menurut Suko Widodo, karena ITD Unair sedang melakukan penataan internal. Kebijakan ini untuk menjaga kualitas layanan. Permintaan tes swab cukup tinggi. ITD Unair berkewajiban memberi layanan terbaik.
Kebijakan penataan tersebut, diharapkannya, segera selesai agar ITD Unair mampu melayani lebih banyak dan lebih cepat. Selama ini ITD Unair mendapat kepercayaan untuk melakukan tes swab dari Departemen Kesehatan RI.
“Selama ini ITD Unair berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, karena ditunjuk melayani tes swab dalam cakupan wilayah yang luas,” katanya. (ima)