ongkah.id – Dinas Perindustian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto menggelontor minyak murah ke masyarakat dengan harga Rp 12.500 per liter. Sebanyak 10 ribu kemasan 1 liter minyak goreng, masing-masing 60 persen untuk Industri Kecil Menengah (IKM) dan 40 persen disebar melalui operasi pasar.
Ada tujuh titik operasi pasar murah yang menjual minyak goreng Rp 12,500 per liter dari Disperindag pada Jum’at (28/1/2022). Lokasinya yakni, pasar Kedungmaling, Pasar Raya Mojosari, Pasar Niaga (Sawahan) Mojosari, Pasar Dinoyo Jatirejo, Trowulan, Lespadangan Gedeg, dan Jetis.
“Ada 7 titik pasar di Kabupaten Mojokerto, 10 ribu liter minyak goreng. 60 persen untuk IKM kemudian yang 40 persen ini disebar,” kata Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati saat meninjau operasi minyak goreng murah di Pasar Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Jumat (28/1/2022).
Ikfina didampingi Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto Iwan Abdillah menyatakan, operasi pasar ini memang bertujuan menjaga stabilitas harga minyak goreng agar tidak melambung. Merujuk penetapan dari pemerintah pusat, harganya paling tinggi yakni Rp 14.000.
“Kita ini tidak ada keterbatasan barang (minyak goreng). Stok minyak goreng diseluruh Kabupaten Mojokerto relatif tercukupi atau aman. Kedepannya pemerintah akan menyediakan subsidi sesuai kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Bupati menyatakan, pemerintah terus berupaya mengendalikan stabilitas harga minyak goreng yang tidak memberatkan rakyat. Ia juga memastikan stok komoditas bahan pokok tersebut masih aman, sehingga masyarakat tak perlu paniik dan saling berebut untuk membeli yang dapat memicu spekulan menaikkan harga.
Ia juga meminta masyarakat tidak perlu panik dan berebut membeli minyak goreng stok minyak goreng di Kabupaten Mojokerto masih tergolong aman, dia berharap agar masyarakat tidak perlu panic buying. Pemerintah telah berupaya untuk mengendalikan harga komoditas minyak goreng tersebut.
“Minyak goreng tidak ada keterbatasan barang, justru pemerintah ini ke depannya ada kebijakan untuk memberikan subsidi, sehingga harganya akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat. Jadi asyarakat tidak perlu rebutan, tunggu nanti harganya turun,” tandasnya.
Operasi pasar minyak goreng murah kontan mendapat animo besar dari masyarakat. Hal ini mengingat langkanya komoditas kebutuhan rumah tangga sehari-hari itu dengan harga terjangkau, baik di toko modern maupun pasar tradisional.
Bahkan di beberapa pasar, masyarakat tampak berdesakan untuk mendapatkan minyak goreng murah lebih dulu. Aksi emak-emak saling berebut antrian itu karena takut kehabisan stok migor murah.
“Diluar masih mahal, ada yang Rp 20 ribu per liter. Alhamdulillah cukup tidak cukup dapat rejeki di syukuri. Setidaknya meringankan warga tidak mampu. Yang Rp 14 ribu aja di toko retail sudah tiga hari kosong,” ungkap Mujiati 40 tahun warga Kedungmaling, Kecamatan Sooko.
Untuk mengantisipasi aksi borong, Disperindag membatasi setiap keluarga hanya boleh membeli paling banyak 2 liter. Dengan adanya operasi pasar ini, Mujiati berharap, harga minyak goreng bisa kembali seperti semula yakni Rp 12.000 per liter.
“Diturunkan lagi seperti harga yang lama, Rp 12 ribu per liter. Banyak yang mengeluh minyak goreng naik ini,” ucapnya. (bid)