Carina Hong (24 tahun) matematikawan muda asal Cina.

bongkah.id – Di usia ketika banyak orang masih sibuk mencari arah karier, Carina Hong justru sudah melangkah jauh.

Matematikawan muda asal Guangzhou, China, ini tengah menjadi figur yang banyak dibicarakan berkat prestasi akademiknya dan keberaniannya membangun startup AI ambisius bernama Axiom Math.

ads

Carina lahir dan besar di Guangzhou. Minatnya pada sains membawanya ke Massachusetts Institute of Technology (MIT), tempat ia menekuni matematika dan fisika.

Di kampus ini, namanya cepat dikenal sebagai mahasiswa dengan capaian akademik yang menonjol. Salah satu puncaknya adalah ketika ia meraih Frank & Brennie Morgan Prize, penghargaan prestisius untuk penelitian matematika tingkat sarjana.

Perjalanannya tidak berhenti di situ. Carina terpilih sebagai Rhodes Scholar dan melanjutkan studi master di Universitas Oxford. Setelah itu, ia sempat mengambil langkah yang lebih menantang yakni kuliah PhD di Stanford University, bahkan sambil mengikuti law school. Namun jalur akademik konvensional akhirnya ia tinggalkan. Bukan karena kehilangan minat belajar, melainkan karena ia ingin fokus mewujudkan ide besarnya.

Ide bernama Axiom Math

Didirikan pada Maret 2025, saat Carina masih berusia 24 tahun, Axiom Math lahir dari kegelisahan sederhana namun mendasar yakni AI saat ini bisa menjawab soal, tetapi belum benar-benar memahami matematika.

Menurut Carina, matematika bukan sekadar soal hasil akhir, melainkan soal bukti dan logika yang tak bisa ditawar.

Axiom Math ingin melangkah lebih jauh dari chatbot biasa. Startup ini berambisi menciptakan apa yang mereka sebut sebagai “AI matematikawan”, sistem kecerdasan buatan yang mampu menyelesaikan persoalan matematika yang sangat kompleks, menyusun bukti langkah demi langkah yang bisa diverifikasi secara formal, bahkan mengajukan hipotesis dan teori baru.

Pendekatan ini membuka peluang luas. Jika AI mampu menalar secara ketat seperti matematika menuntutnya, teknologi tersebut dapat digunakan di banyak bidang lain yang membutuhkan presisi tinggi, mulai dari verifikasi perangkat keras dan perangkat lunak, kriptografi, keuangan kuantitatif, hingga desain sistem teknis yang kompleks.

Tak butuh waktu lama bagi Axiom Math untuk menarik perhatian. Hanya dalam hitungan bulan, perusahaan ini berhasil mengamankan pendanaan awal sekitar US$64 juta, dengan valuasi mencapai US$300 juta.

Timnya diisi oleh peneliti AI kelas dunia, termasuk mantan talenta dari Meta FAIR serta Google Brain/DeepMind. Bahkan Ken Ono, matematikawan ternama yang pernah menjadi mentor Carina, turut bergabung untuk membantu merancang tantangan matematika dan tolok ukur sistem Axiom.

Di balik semua itu, filosofi Carina tetap konsisten. Ia kerap menyebut matematika sebagai “sandbox” terbaik untuk membangun kecerdasan super.

Sand Box adalah ruang uji paling bersih dan ketat untuk menguji kecerdasan, dengan semua aturan sudah jelas (aksioma dan logika), tidak ada “jawaban setengah benar”, dan di dunia matematika setiap klaim dalam penetapan salah atau benar harus dibuktikan langkah demi langkah.

Carina menambahkan, sesuatu hanya dianggap benar jika terbukti secara logika, bukan sekadar terlihat meyakinkan secara statistik.

Bagi Carina, kemampuan inilah yang menjadi pondasi bagi AI yang benar-benar bisa berpikir mendalam.

Keputusannya meninggalkan Stanford pun ia lihat sebagai bagian dari perjalanan, bukan penolakan terhadap pendidikan. Fokusnya jelas bahwa ia menciptakan teknologi yang mendorong batas pengetahuan manusia, di persimpangan antara matematika dan kecerdasan buatan.

Di usia 24 tahun, langkah Carina Hong baru saja dimulai. Namun visinya sudah cukup besar untuk mengundang perhatian dunia. (anto/wid)

4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini