Untuk mengatasi kelangkaan elpiji sejak satu bulan ini, ia mengaku harus mengirit dalam memasak. ”Ya terpaksa harus diirit dalam menggunakan. Sebab muter muter cari ke dusun lain tidak ada,’’ pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan, Khoirotin, 60 warga lainnya. Ia mengakui, kekosongan elpiji di lingkungan tempat tinggalnya karena tidak ada kiriman dari pangkalan ke pengecer atau toko kecil. ”Infonya tidak ada pengiriman, jadi langka disini,’’ ujar dia.
Ia berharap, dengan kelangkaan itu pihak terkait segera mencarikan solusi agar masyarakat kecil tidak kesusahan dalam mencari elpiji. ”Harapannya kekosongan ini cepat di stabilkan begitu , agar masyarakat tidak resah dengan kelangkaan elpiji,’’ jelas dia.
Disinggung apakah ada kenaikan harga? Ia mengatakan, soal harga tidak menjadi masalah. Meskipun di lapangan diakui ada kenaikan Rp 1-2.000. ”Ya ada kenaikan seribu dua ribu wajar. Yang penting stok stabil kami sudah tidak masalah,’’ pungkasnya.