Bongkah – Menguasai pasar menjadi obsesi setiap pabrikan smartphone. Peta persaingan pun sepanjang tahun terus bergolak. Persaingan tidak lagi sekadar adu keindahan performance. Demikian pula kecanggihan teknologi. Juga, strategi penetrasi pasar.
Nyaris setiap bulan muncul tipe baru ditawarkan setiap pabrikan. Diantara pabrikan yang paling gila-gilaan mengguyur pasar ditunjukan oleh Samsung. Pabrik smarphone asal Korea Selatan itu rajin melakukan penetrasi semua sektor pasar.
Itu dilakukan dengan tebaran produknya untuk pasar menengah kebawah, menengah keatas, dan high-class. Demikian pula yang dilakukan pada pertengahan Februari 2020 lalu. Target pasar yang diserang, adalah High-Class. Tidak tanggung-tanggung, dilemparkan Galaxy S20 Series dan Galaxy Flip Z.
Namun, generasi terbaru itu tidak bertitel Galaxy S11 Series. Barisan smartphone flagship itu bernama Galaxy S20 reguler, Galaxy S20+, dan Samsung S20 Ultra. Ketiganya terlihat agak mirip, tapi sejatinya memiliki spesifikasi berbeda.
Selanjutnya, kerjasama dengan Netflix memungkinkan asisten digital Samsung, Bixby, untuk menampilkan judul-judul Netflix langsung saat diminta. Kerjasama dengan Netflix juga membuka kolaborasi lain yang lebih luas.
Samsung mencoba lebih universal, dalam bidang musik. Dengan menghadirkan earbuds wireless Galaxy Buds+ yang berkolaborasi dengan layanan musik streaming Spotify. Piranti pendukung audio itu dibekali speaker dua arah, sistem 3-mikrofon adaptif untuk suara panggilan. Daya baterai tahan lama. Sebesar 11 jam hanya dengan earbud atau 22 jam dengan kotak pengisi daya.
“Dengan menekan satu kali agak panjang pada Galaxy Buds+, dapat langsung mendengarkan musik note 10 liteSpotify. Konektivitas dapat dilakukan dengan sentuhan. Galaxy Buds juga dapat bekerja dengan perangkat iOS,” kata Head of US Mobile Channel Marketing Samsung, David S. Park.
Galaxy S20 Ultra menggunakan layar seluas 6,9 inci Dynamic AMOLED, sementara layar Galaxy S20 Plus berukuran 6,7 inci dan Galaxy S20 Reguler berukuran 6,2 inci. Layar ketiga smartphone ini beresolusi 3200 x 1440 pixel dan mengusung konsep Infinity-O Display. Artinya, ada punch hole di bagian atas layar untuk menempatkan kamera selfie-nya.
Layar trio Samsung Galaxy S20 mendukung refresh rate 120 Hz. Dengan angka refresh rate yang tinggi, maka kegiatan dalam menggunakan smartphone dijamin jadi lebih lancar dan mulus.
Untuk rasio screen-to-body layar Galaxy S20 series juga semakin meningkat, yakni 90% di Galaxy S20 dan S20 Plus, serta 90,5% di S20 Ultra. Kondisi itu merupakan peningkatan dari rasio pada seri Galaxy Note S10 dan S10 Plus, yang angka rasionya antara 88% dan 89%.
ZOOM 100X
Sedangkan sektor andalan ketiga bersaudara itu terdapat pada kualitas kamera yang diusung. Pada Galaxy S20 Ultra disematkan empat kamera belakang. Masing-masing kamera beresolusi 108 MP (f/1.8) wide, 12 MP (f/2.2) ultra wide, 48 MP (f/3.5) telephoto, dan DepthVision Camera. Sementara kamera depannya beresolusi 40 MP (f/2.2).
Dengan sensor yang besar, kamera Galaxy S20 Ultra diklaim mampu menangkap lebih banyak cahaya, untuk mendapatkan kualitas gambar terbaik, terutama dalam keadaan low light. Dan, fitur paling menarik dari kamera yang ditawarkan adalah kemampuan zoom-nya.
Kamera Galaxy S20 Ultra memiliki fitur Super Resolution Zoom, di mana kameranya bisa melakukan zoom hingga 100 kali. Kemampuan ini hadir berkat adanya lensa lipat revolusioner pada Galaxy S20 Ultra yang berbasis AI (Artificial Intelligence) dan multi-image processing untuk mengurangi penurunan kualitas gambar pada zoom.
Berbeda dengan Galaxy S20 Ultra yang bisa mengambil gambar dengan zoom sampai 100 kali, Galaxy S20 Plus dan Galaxy S20 Reguler hanya mampu melakukan zoom maksimal 30 kali. Galaxy S20 Plus juga didukung empat kamera belakang.
Hanya saja ada perbedaan pada ukuran resolusi kameranya, yaitu kamera beresolusi 64 MP (f/2.0) telephoto, 12 MP (f/2.2) ultra wide, 12 MP (f/1.8) wide, dan DepthVision Camera.
Sebaliknya Galaxy S20 reguler memiliki tiga kamera belakang, yang masing-masing beresolusi 64 MP (f/2.0) telephoto, 12 MP (f/1.8) wide, dan 12 MP (f/2.2) ultra wide. Kamera depan Galaxy S20 Plus dan Galaxy S20 sama-sama beresolusi 10 MP (f/2.2).
Di bagian dapur pacu, trio Galaxy S20 dibekali prosesor Qualcomm Snapdragon 865 atau Exynos 990. Pilihan chipset itu tergantung lokasi pemasarannya. Untuk Indonesia kembali kebagian Exynos.
Sementara untuk varian RAM dan memori internalnya, tersedia mulai dari RAM 8 GB hingga 12 GB, lalu memori internalnya 128 GB hingga 512 GB. Untuk Indonesia hanya tersedia RAM 8 GB dengan internal 128 GB. Kendati demikian, ketiganya ditambahkan microSD sampai dengan 1TB.
Sebagai generasi terbaru pada tahun 2020 ini, maka Galaxy S20 Series dan S20 Ultra akan mengusung android 10 terbaru. Perfoma tampilannya akan di topang dengan adanya user interface One UI 2 yang semakin menarik tentunya. Secara overall perfoma ketiganya sangat mantap, baik untuk digunakan bermain game kelas berat sekalipun.
Untuk kapasitas baterainya, Galaxy S20 Ultra ditanamkan baterai berkapasitas 5.000 mAh, Galaxy S20 Plus 4.500 mAh, dan Galaxy S20 4.000 mAh. Ketiganya mendukung fast charging dan juga wireless charging untuk pengisian daya baterai tanpa kabel. Tidak ketinggalan, untuk sistem keamanan ada sensor fingerprint di layar dan face recognition.
Di Indonesia, harga Samsung S20 Series sebagaimana tersurat dalam laman Galaxy Launchpack, terdiri dari Galaxy S20 Reguler dipasarkan Rp12.999.000 (RAM 8GB/128GB), Galaxy S20+ dibanderol Rp14.999.000 (RAM 8GB/128GB), Sementara Galaxy S20 Ultra dipasarkan paling mahal seharga Rp18.499.000 (RAM 8GB/128GB).
Khusus S20 Ultra tersedia dalam warna Cosmic Gray dan Cosmic Black. Adapun Galaxy S20 Reguler dan Galaxy S20+ lebih beragam dengan opsi warna Cloud Blue dan Cloud Pink.
GENERASI LIPAT
Ketiga bersaudara S20 Series itu saat diperkenalkan, didampingi Galaxy Z Flip. Galaxy generasi ke-2 untuk smartphone lipat. Berbeda dari seri Galaxy Fold, ponsel ini memiliki desain compact saat ditutup dan ramping saat dibentangkan. Performance-nya mengusung desain cangkang kerang, dengan lipatan yang dibuat vertikal. Berbeda dengan lipatan horizontal pada Galaxy Fold.
Perbedaan signifikan lipatan tersebut, karena desain Galaxy Fold ditujukan untuk pengguna yang membutuhkan smartphone dan tablet dalam satu perangkat. Sementara Galaxy Z Flip cocok untuk mereka yang memiliki mobilitas tinggi dan tidak suka ribet.
Argumentasi itu ditunjukan dengan ukuran Galaxy Z Flip yang sangat kecil saat dilipat. Dimensinya hanya 87,4 x 73,6 x 17,3 mm. Sementara ketika dibentangkan, ukuran layar sebesar 6,7 inci.
Layar smartphone ini mengusung desain teknologi Infinity Flex Display. Mendukung tampilan fitur Ultra Thin Glass (UTG), dengan lima lapisan layar yang bisa ditekuk. Ketanguhan Galaxy Z Flip bisa dipakai buka-tutup sebanyak 200 ribu kali, sebagaimana hasil ujicoba dengan robot.
Sementara bagian luar smarphone dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 855+ ini, dibalut lapisan kaca halus dengan pemrosesan yang presisi. Teknik itu menghasilkan lapisan warna, yang mencerminkan berbagai warna tergantung pada sudut di mana perangkat dilipat. Smartphone yang dipasarkan dengan warna Mirror Purple, Mirror Black, dan Mirror Gold itu dibanderol Rp 21,8 juta. (ima)