Bongkah.id – Kalangan ulama menyebut 53 awak KRI Nanggala-402 yang dinyatakan gugur sebagai syuhada’ atau mati syahid. Mayoritas prajurit TNI AL itu berasal dari Jawa Timur.
Ketua Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Kiai Haji Marzuki Mustamar menjelaskan, arti syuhada’ adalah pejuang yang tulus. Ia mengatakan, semua prajurit Nanggala-402 itu meninggal sebagai syuhada’ karena dianggap tulus menjalankan tugas menjaga kedaulatan negara di perairan utara Pulau Bali.
Penilaian itu merujuk pada hadits shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah menyebutkan bahwa seseorang bisa jadi syuhada jika meninggal saat membela negara maupun di jalan Allah, meninggal karena wabah penyakit, mati tenggelam.
“Kita doakan supaya keluarga mereka diberi kekuatan iman, keikhlasan, kesabaran, dan kelapangan hati dalam menerima musibah. Hukum akhiratnya bagi yang mati syahid adalah sama-sama tidak dihisab (dimintai pertanggungjawaban) kecuali ngemplang hutang,” kata Kiai Marzuki usai menghadiri acara kerja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan di Kota Batu, Jawa Timur, Senin (26/4/2021) siang.
Namun, Marzuki menukas, syahid dalam Islam ada dua arti, yaitu syahid dunia akhirat. Syahid ini berlaku bagi orang yang meninggal di medan perang. Mayatnya tak perlu dimandikan dan dikafani, tapi langsung dikubur.
“Sedangkan untuk para prajurit kapal selam itu (KRI Nanggala) karena mereka tidak mati di medan perang tapi tetap sedang membela negara. Jika jenazahnya ditemukan, maka tetap dimandikan, dikafani, disalatkan, dan dikubur,” ujar Marzuki.
Seluruh awak KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Banyuwangi atau 60 mil, sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali dinyatakan meninggal dunia. Kepastian itu disimpulkan berdasar sejumlah bukti yang ditemukan dalam proses pencarian kapal.
“Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut, dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur,” ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers, Minggu (25/4/2021).
Hadi menuturkan bagian dari KRI Nanggala yang meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, hingga baju keselamatan awak kapal MK 11 telah ditemukan.
“Oleh karena itu dengan kesedihan yang mendalam, selaku Panglima TNI saya menyatakan bahwa 53 personel yang onboard KRI Nanggala 402 telah gugur. Prajurit-prajurit terbaik Hiu Kencana telah gugur saat menjalankan tugas di perairan utara Bali,” tuturnya
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 menjadi duka mendalam bagi warganya. Sebab, dari total 53 orang prajurit atau awak kapal yang berada di dalam KRI Nanggala-402 tersebut, 47 orang di antaranya adalah warga Jatim.
“Mayoritas adalah warga kami. Ada yang dari Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan, Bangkalan, Madiun, Probolinggo, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Tuban dan Banyuwangi,” kata Khofifah.
Kapal Singapura Bantu Pencarian
KRI Nanggala 402 membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata. Kapal selam itu hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan terpedo.
Sementara perkembangan terbaru proses pencarian kapal dan seluruh penumpangnya semakin menemui titik terang. Pencarian dilakukan dengan KRI Rigel dengan teknologi multibeam echosounder yang dibantu kapal MV Swift Rescue dari Singapura dan MV Mega Bakti Malaysia.
“ROV Singapura mendapatkan kontak visual pada posisi 07 derajat 48 menit 56 detik selatan dan 114 derajat 51 menit 20 detik timur yaitu yang tepatnya dari datum 1 tadi tempat tenggelamnya KRI Nanggala berjarak kurang-lebih 1.500 yard di selatan pada kedalaman 838 meter,” ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksmana Yudo Margono dalam konferensi pers di Bali, Minggu (25/4).
Setelah diturunkan ROV milik MV Swift Rescue, lalu terlihat beberapa bagian kapal selam KRI Nanggala-402 di kedalaman 838 meter dari permukaan laut. Kemudian saat itulah KRI Nanggala disimpulkan terbelah menjadi tiga bagian.
“Jadi di sana KRI Nanggala terbelah menjadi 3 bagian,” ungkap Yudo. (bid)