Rapat Koordinasi Pentingnya Data Statistik, Program Desa Cantik di Jember, Selasa (24/6/2025). Bongkah.id/Muhammad Hatta/
Rapat Koordinasi Pentingnya Data Statistik, Program Desa Cantik di Jember, Selasa (24/6/2025). Bongkah.id/Muhammad Hatta/

Bongkah id – Pemerintah mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya data statistik melalui program Desa Cinta Statistik (Desa Cantik). Adanya program itu, sebagai upaya strategis menekan angka kemiskinan di wilayah pedesaan.

Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi yang digelar di Cafe Gapuro, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember, pada Selasa (24/6/2025).

ads

Dalam rapat bertema Fasilitasi Pembinaan Desa Cinta Statistik (Desa Cantik) itu, diketahui dihadiri para Agen Statistik, Ketua RT dan RW, Kepala Dusun, perangkat desa, hingga kader Posyandu. Kegiatan ini berada di bawah koordinasi Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Pemerintahan dan Pembangunan Jawa Timur V.

Kabid Pemerintahan Bakorwil Jember, Choirul Anwar, mewakili Kepala Bakorwil Jember Nana Fadjar Prijantoro saat membuka kegiatan, menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam penguatan data desa.

“Program Desa Cantik ini akan terus kami dukung. Tentunya bekerjasama dengan stakeholder seperti BPS, Dinas Kominfo, OJK, serta Pemerintah Desa. Desa Sidomulyo bisa menjadi contoh bagaimana pemerintah bisa menyadarkan masyarakat akan pentingnya statistik yang mencakup banyak aspek,” ujar Choirul.

Kepala Desa Sidomulyo, Kamiludin, menyebut bahwa tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Jember menjadi latar belakang utama dilaksanakannya program ini.

“Kami berharap semua desa sadar akan pentingnya data. Karena untuk membangun dan memajukan desa, itu harus berangkat dari data yang sahih dan valid,” katanya.

Ia menambahkan, melalui pemutakhiran data, pihaknya berhasil menemukan fakta bahwa jumlah keluarga miskin di Sidomulyo jauh lebih sedikit dari data awal.

“Dulu tercatat ada 2.000 keluarga miskin. Setelah kami verifikasi ulang secara statistik, ternyata hanya 500 KK. Dengan data inilah, intervensi kebijakan bisa lebih tepat sasaran,” jelas Kamiludin.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Tri Erwandi, menilai Desa Sidomulyo layak dijadikan percontohan nasional dalam penggunaan data untuk pembangunan. Ia juga menyoroti pentingnya metode sensus yang sesuai kaidah statistik.

“Tahun 2012, Sidomulyo pernah melakukan sensus mandiri. BPS kemudian melihat apakah metode yang digunakan telah sesuai standar seperti NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria),” katanya.

Tri juga menambahkan, Desa Sidomulyo unggul dalam aspek digitalisasi data melalui peran aktif Komunitas Informasi Masyarakat (KIM).

“Desa ini pernah juara dalam digitalisasi melalui KIM. Itu jadi nilai lebih, apalagi kesadaran terhadap pentingnya data juga tumbuh dari bawah,” imbuhnya.

Dukungan pun juga datang dari Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jember, Bobby Ari Sandy. Ia mengapresiasi langkah digitalisasi yang dilakukan desa serta peran KIM dan PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi), dalam literasi informasi.

“Kami melihat potensi besar dari Desa Sidomulyo. Kami tadi juga mengimbau masyarakat agar lebih bijak menyikapi informasi, terutama di media sosial, dan mengenali akun resmi yang dapat dipercaya,” ucap Bobby.

“Dengan percontohan ini, diharapkan desa-desa lain di Jember dan Jawa Timur. Semakin sadar akan pentingnya data sebagai fondasi pembangunan dan pengentasan kemiskinan yang lebih terukur,” imbuhnya. (ata/sip)

2

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini