Koordinasi pihak berwajib terkait kasus puluhan pelajar keracunan. Bongkah.id/Karimatul Maslahah/
Koordinasi pihak berwajib terkait kasus puluhan pelajar keracunan. Bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id – Keracunan massal di sekolah dasar negeri Wuluh 1, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang Jawa Timur, yang diduga dari jajanan luar kantin sekolah, dibantah keras paguyuban pedagang kaki lima.

“Kami tidak terima, karena apa seandainya beli jajanan di PKL, bukan SDN Wuluh 1 saja yang keracunan karena teman-teman pindah-pindah dagangannya,” ujar ketua paguyuban guyub rukun PKL Kecamatan Kesamben, Winarto, Senin (24/2/2025).

ads

Lebih lanjut ia mengatakan selama ini, para pedagang yang berjualan di depan SDN Wuluh 1 tidak ada yang berjualan stick tofu dan crab stick.

“Sehingga crab stick dan stick tofu yang diduga jadi penyebab keracunan tidak dibeli dari PKL yang berjualan di luar sekolah,” ujarnya.

Ia merinci di luar SDN Wuluh Kesamben, ada 7 pedagang yang biasanya berjualan. Mereka, ada yang dagang sosis, papeda, es, siomay, terang bulan, mainan dan corndog.

“Yang jualan ya pasti orang itu-itu saja,” tuturnya.

Selama ini, lanjut Winarto, para pedagang di Kecamatan Kesamben, telah dibagi wilayah dagang yang berjualan di sekolah-sekolah.

“Yang ini berjualan di sini, lalu ke sini, itu sudah kami atur semua, berusaha agar semuanya bisa laris dagangannya,” jelasnya.

Pihaknya meminta kepada para pedagang untuk tidak takut jika dilakukan pemerikasan oleh puskesmas atau pihak sekolah, maupun aparat kepolisian. Sebab bahan baku yang digunakan berjualan juga dipastikan baru setiap hari.

“Tidak ada yang berjualan adonan sisa kemarin, semua selalu baru. Saya minta kepada teman-teman untuk tetap berjualan dan tidak takut jika nanti diperiksa,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, siswa-siswi SDN Wuluh 1 Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, keracunan usai diduga memakan jajajan yang dijual oleh salah satu pedagang.

Sebanyak 45 pelajar mengeluh mual, pusing hingga diare, serta terdapat 4 siswa terpaksa dirawat di Klinik Bima Medika, Puskesmas Sumobito dan Puskesmas Kesamben.

“Keluhan mulai ada pada selasa malam, ya indikasinya mulai makan makanan itu sejak selasa pagi,” kata Plt Kepala SDN Wuluh 1 Kecamatan Kesamben, Fredy Sapurtra. Kamis (20/2/2025). (ima/sip)

126

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini