Bongkah.id – Kentrung merupakan kesenian yang sempat digemari masyarakat Jawa Timur, khususnya Kabupaten Jombang. Di daerah itu, pertunjukan seni bertutur diiringi alat musik pukul ini konon selalu menarik animo penonton.
Apalagi, jika yang tampil adalah grup legendaris asal Jombang, ‘Kentrung Muda’. Sang maestro, Badri (86), sudah terjun ke panggung pertunjukan seni Kentrung sejak tahun 1960-an.
Warga Dusun Jatimenok, Desa Rejosopinggir, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur itu menceritakan saat pertama berkarir dalam seni Kentrung bersama 3 teman lainnya di tahun 1960-an. Dulunya, sang ayah juga merupakan pelaku kesenian ini.
“Dari kecil selalu mengikuti ayah tanggapan dimana-mana, seiring berjalannya waktu ketika sudah lulus sekolah saya bisa bermain kentrung kemudian memanfaatkannya dengan ngamen keliling dari Jombang hingga ke Mojokerto,” katanya, Kamis (20/7/2023).
Kentrung berasal dari kata “njluntrung” yang artinya keliling. Istilah ini ia sematkan karena dahulu para seniman kentrung kerap berkeliling dari satu desa ke desa lain untuk mementaskan seni Kentrung.
Lanjut Badri, Biasanya kisah yang ditampilkan dalam seni Kentrung memiliki nilai sejarah dengan pemakaian bahasa Jawa Kawi atau krama alus. Beberapa tembang Jawa atau cerita rakyat dari berbagai daerah yang kerap dipakai untuk mengiringi seni ini antara lain sejarah Angling Darmo dan sejarah kuno lainnya.
“Tidak ada cerita khas dari kami (Kentrung Muda) tutur yang kita lontarkan ya seperti sejarah pada zaman dahulu dan juga lagu jawa,” bebernya.
Sambil bercerita , Badri dengan bangganya menunjukkan beberapa alat musik kentrung yang tersimpan rapi di dalam rumahnya, alat musik itu tak lain adalah warisan dari ayahnya yang juga merupakan seorang seniman kentrung.
“Alat musik ini sudah tua peninggalan dari ayah saya, walaupun begitu masih kokoh dan bisa dipakai,” ungkapnya.
Mengenai generasi penerus seni Kentrung di Kabupaten Jombang, Badri yang usianya sudah cukup tua membuatnya khawatir jika seni kentrung tak ada generasi jejak penerus sebagai seorang seniman Kentrung.
“Saya memiliki lima seorang anak, dan itupun tidak ada yang mau meneruskan, mereka sibuk bergelut dengan bisnisnya masing-masing,” tutup Badri memungkasi.
Dia berharap pemuda di Jombang memiliki minat untuk meneruskan lakon seni Kentrung yang merupakan salah satu kesenian asli Indonesia. (ima)