Bongkah.id – Dua karya inovasi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan Institut 10 Nopember Surabaya (ITS) untuk penanganan Covid-19 diluncurkan Presiden Joko Widodo saat Hari Kebangkitan Nasional 2020 yang digelar secara daring, Rabu (20/05/2020). Kedua karya inovasi itu adalah Rapid Diagnostics Test IgG/IgM Covid-19 dan Robot Medical Assistant ITS-Airlangga (RAISA).
Peluncuran dua inovasi oleh Presiden Jokowi dalam kegiatan diinisiasi oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) bertajuk “Kebangkitan #Inovasi Indonesia itu, menurut Rektor Unair Prof M Nasih, membuktikan komitmen lembaganya bekerjasama dengan ITS untuk ikut mengatasi pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia.
“Unair dan ITS berkomitmen terhadap upaya mengatasi masalah virus ini. Sejauh ini, kami telah dan sedang lakukan penelitian virus yang melibatkan para peneliti Unair. Juga dengan rumah sakit yang terus melayani masyarakat,” katanya.
Unair dan ITS, tambahnya, merupakan perguruan tinggi di Surabaya yang memiliki komitmen tinggi dalam soal kesehatan. Karena itu, Unair dan ITS sangat total dalam hal ini. Sebagaimana diketahui untuk bidang kesehatan berdasarkan ranking dari THE, Unair termasuk 100 terbaik dunia.
Dalam keterangannya, Presiden Jokowi menyampaikan optimisme terkait dengan kemandirian bangsa Indonesia menghadapi Covid-19 dengan sejumlah produk riset dan inovasi.
“Pandemik Covid-19 dan Hari Kebangkitan Nasional, menjadi salah satu momentum kebangkitan inovasi nasional. Kita harus mulai menanamkan kebanggaan terhadap pemanfaatan produk-produk dalam negeri,” ujarnya.
Sementara, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyampaikan, bahwa sejumlah perguruan tinggi negeri menjadi salah satu mitra kolaboratif dalam menemukan produk inovatif. Khususnya untuk menghadapi pandemik Covid-19. Beberapa di antaranya adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Airlangga (Unair).
“Dalam pengertian produk inovasi itu, setidaknya memiliki dua nilai. Pertama adalah kebaruan. Yang kedua adalah nilai tambah (nilai kebermanfaatan),” ujarnya.
Kemenristek/BRIN juga menggandeng sejumlah kementerian lain serta badan dan lembaga. Di antaranya, Kementerian BUMN, Kemenetrian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, dan kementerian lain. Itu termasuk Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia badan, serta badan dan lembaga lainnya.
“Dalam masa pandemik, Kemenristek/BRIN bersama dengan pihak terkait berhasil meluncurkan sembilan produk terkait dengan penanganan Covid-19,” tuturnya.
KARYA BERDUA
Sebagai informasi, Robot RAISA merupakan hasil karya inovasi dari ITS berkolaborasi dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) yang dibawah manajemen Unair Surabaya. Robot berpenampilan mirip rak itu digunakan untuk meminimalkan kontak tenaga medis dengan pasien Covid-19. Manfaatnya untuk mengurangi pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang persediaannya semakin menipis.
Rektor ITS Mochamad Ashari saat dikonfirmasi mengatakan, proyek itu dihasilkan bersama Unair dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkan pandemi Covid-19. Diharapkan RAISA memberikan manfaat untuk para tenaga medis, masyarakat, dan dunia medis di Indonesia.
Pengendalian operasional RAISA menggunakan remote control dari jarak jauh dengan joystick. Robot ini merupakan gabungan teknologi yang ada pada empat robot milik ITS sebelumnya, yakni robot sepakbola beroda (IRIS), robot kapal tanpa awak (BARUNASTRA), robot humanoid (ICHIRO) dan robot untuk Kontes Robot Indonesia (KRI).
Menurut guru besar Teknik Elektro ITS itu, RAISA dirancang oleh orang-orang yang handal dan tim robot ITS yang sudah memenangkan berbagai lomba di mancanegara. “Dengan menggandeng orang-orang medis dari RSUA, semakin melengkapi fitur pada robot yang nantinya dibutuhkan pasien,” ujar.
Robot RAISA memiliki tinggi 1,5 meter. Dilengkapi dengan empat rak secara bersusun, yang bisa membawa banyak barang. Kekuatan daya angkatnya maksimal 50 kilogram. Selain itu , dilengkapi monitor untuk komunikasi dua arah antara tenaga medis dengan pasien secara multimedia.
Sementara itu, Direktur Utama RSUA Nasronudin memberikan apresiasi atas hasil kerja sama yang dilakukan. Banyak tenaga medis di Unair membutuhkan pengaplikasian teknologi dari ITS. “Robot ini mampu memberikan pelayanan kepada pasien yang sedang diisolasi, seperti mengantar makanan, pakaian, maupun obat-obatan,” ujarnya.
Kendati ada robot, dokter yang akrab disapa Nasron itu mengatakan, pasien tetap memerlukan perawat, setidaknya intensitas interaksinya menjadi berkurang. “Perlunya sentuhan hati dan interaksi langsung dibutuhkan juga sesekali untuk mendukung psikologi dari pasien Covid-19 sendiri,” ujarnya. (ima)