Bongkah.id – Provinsi Jawa Timur tercatat memiliki luas panen padi terbesar di Indonesia pada tahun 2020 yakni mencapai 1,8 juta hektar (Ha) atau 16,3% dari total luas panen padi nasional. Angka tersebut sedikit lebih banyak dibanding Jawa Tengah di urutan kedua seluas 1,7 juta Ha dan Jawa Barat di posisi ketiga dengan 1,6 juta Ha.
Secara keseluruhan, data BPS per 15 Oktober 2020 menunjukkan, lahan panen padi di Indonesia pada 2020 seluas 10,8 juta hektar. Pada kurun Januari hingga September 2020, luas panen padi nasional sebesar 9,01 juta hektare atau turun 27,35 ribu hektare (2,97%) dibandingkan pada 2019 yang sebesar 9,28 juta hektare.
Adapun untuk Oktober hingga Desember dicatat sebagai angka potensi yang diperkirakan sebesar 1,78 juta hektar. Dengan demikian, total potensi luas panen padi pada 2020 mencapai 10,79 juta hektare atau naik 108,93 ribu hektare dibandingkan 2019 yang sebesar 10,68 juta hektare.
Selain luas lahan panen, data BPS yang diekluarkan 15 Oktober 2020 juga mencatat produksi padi di Jatim sepanjang Januari-September merupakan yang paling besar. Selama kurun waktu itu, produksi padi di provinsi yang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa mencapai 10,02 juta ton. Angka tersebut meningkat 0,44 juta ton dari 9,58 juta ton pada tahun 2019.
Demikian pula surplus produksi beras Jatim pun meningkat di tahun 2020 ini. Dari yang sebelumnya hanya sebesar 1,28 juta ton pada tahun 2019, menjadi 1,50 juta ton di tahun 2020.
“Capaian ini mengukuhkan peran Jawa Timur sebagai provinsi penyanggah pangan nasional untuk menunjang pembangunan pertanian,” ungkap Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Senin (19/10/2020).
Khofifah menerangkan, Kabupaten dengan Produksi padi tertinggi di Jawa Timur adalah Lamongan (0,87 juta ton). Disusul peringkat kedua Kabupaten Ngawi (0,83 juta ton), dan ketiga Kabupaten Bojonegoro (0,74 juta ton).
Namun demikian, kata Khofifah, apabila dilihat dari jumlah kenaikan dibanding tahun 2019, maka kenaikan tertinggi produksi padi di Jawa Timur terjadi di Kabupaten Ponorogo yakni sebesar 74,61 ribu ton, Kabupaten Ngawi 52,28 ribu ton, dan Kabupaten Bojonegoro 45,32 ribu ton.
“Artinya, Jawa Timur masih tetap mampu menjaga keberlangsungan produktivitas di sektor pertanian khususnya komoditi padi meski di tengah pandemi,” imbuhnya.
Khofifah mengungkapkan, Jawa Timur akan terus menggenjot produktivitas di sektor pertanian meski sampai saat ini Pandemi Covid-19 belum berakhir. Sektor pertanian diakui Khofifah menjadi sektor andalan yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi, sekaligus sebagai instrumen untuk mendorong pemulihan ekonomi atas dampak pandemi Covid-19.
Sebelumnya, lanjut Khofifah, Provinsi Jatim melakukan percepatan masa tanam sebelum memasuki musim kemarau pada Juni lalu. Hal ini untuk mendukung stabilitas stok pangan nasional.
“Percepatan masa tanam kedua padi tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis pangan akibat kemarau panjang dan adanya pandemi Covid -19 di paruh kedua Tahun 2020,” jelasnya.
Khofifah menerangkan, produksi pangan dari wilayah Jatim berperan besar dalam menjamin ketersediaan pangan nasional. Terlebih 16 provinsi di Indonesia bagian timur, sebagian besar suplai logistiknya dipasok dari Jawa Timur.
Di Jawa Timur sendiri lumbung pangan andalan sudah ditunjukkan oleh Ngawi, Lamongan, Bojonegoro dan Ponorogo. Kabupaten-kabupaten lain yang memiliki potensi besar seperti Kabupaten Jember, Tuban, Tulungagung dan Kabupaten Nganjuk yang didaulat untuk meningkatkan produksi padi juga akan tetap menjadi andalan sebagai penyokong lumbung pangan nasional. (bid)
Berikut Data Luas Panen Padi per Provinsi yang dirilis BPS pada 15 Oktober 2020:
Provinsi | 2020 | 2019 |
ACEH | 320 752,85 | 310 012,46 |
BALI | 94 730,30 | 95 319,34 |
BANTEN | 325 450,19 | 303 731,80 |
BENGKULU | 64 933,48 | 64 406,86 |
DI YOGYAKARTA | 111 948,42 | 111 477,36 |
DKI JAKARTA | 934,24 | 622,59 |
GORONTALO | 50 556,73 | 49 009,95 |
INDONESIA | 10 786 814,17 | 10 677 887,15 |
JAMBI | 86 233,14 | 69 536,06 |
JAWA BARAT | 1 613 828,78 | 1 578 835,70 |
JAWA TENGAH | 1 684 746,24 | 1 678 479,21 |
JAWA TIMUR | 1 761 881,97 | 1 702 426,36 |
KALIMANTAN BARAT | 279 835,29 | 290 048,44 |
KALIMANTAN SELATAN | 292 026,78 | 356 245,95 |
KALIMANTAN TENGAH | 144 211,69 | 146 144,51 |
KALIMANTAN TIMUR | 72 252,78 | 69 707,75 |
KALIMANTAN UTARA | 11 605,46 | 10 294,70 |
KEP. BANGKA BELITUNG | 20 451,36 | 17 087,81 |
KEP. RIAU | 359,96 | 356,27 |
LAMPUNG | 544 061,31 | 464 103,42 |
MALUKU | 29 643,85 | 25 976,85 |
MALUKU UTARA | 10 608,22 | 11 700,50 |
NUSA TENGGARA BARAT | 272 192,66 | 281 666,04 |
NUSA TENGGARA TIMUR | 180 832,88 | 198 867,41 |
PAPUA | 52 712,71 | 54 131,72 |
PAPUA BARAT | 7 420,16 | 7 192,15 |
RIAU | 71 632,36 | 63 142,04 |
SULAWESI BARAT | 64 656,69 | 62 581,47 |
SULAWESI SELATAN | 978 192,54 | 1 010 188,75 |
SULAWESI TENGAH | 180 509,55 | 186 100,44 |
SULAWESI TENGGARA | 132 987,14 | 132 343,86 |
SULAWESI UTARA | 63 716,30 | 62 020,39 |
SUMATERA BARAT | 309 365,07 | 311 671,23 |
SUMATERA SELATAN | 551 242,08 | 539 316,52 |
SUMATERA UTARA | 400 300,96 | 413 141,24 |