Bongkah.id – Ditulung malah mentung, ungkapan masyarakat Jawa ini dialami oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, KH Affandi Mussafak. Kiai pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Tembakur itu menjadi korban pembacokan yang dilakukan orang yang ditolong dan ditampung sang kiai.
Kapolsek Pesanggaran, AKP Subandi, membenarkan kejadian tersebut. Peristiwa pembacokan terjadi di kediaman sang kiai pada Jumat (18/2/2022) dini hari dan mengakibatkan korban mengalami luka tusukan di bagian leher dan perut.
“Iya benar saat ini masih dirawat di rumah sakit. Sedangkan terduga pelaku tinggal di sekitar rumah korban, sebagai santri,” kata Subandi pada wartawan, Jumat (18/2/2022).
Identitas pelaku diungkap sendiri oleh Kiai Affandi melalui sebuah video yang tersebar di media sosial. Tersangka diketahui bernama Sudarmanto berusia 34 tahun.
“Assalamu’alaikum, saya mendapatkan musibah ditusuk oleh seorang yang justru saya openi (rawat),” kata Kiai Affandi dalam video tersebut.
Berdasar informasi yang dihimpun, pelaku berasal dari Lampung dan pernah tinggal di Dusun Rejoagung Njepit, Desa Sumberagung, Kecamtan Pesanggaran, Banyuwangi. Dia pernah sebelumnya menikah dengan seorang perempuan asal daerah tersebut, tetapi biduk rumah tangganya kandas.
Ketika berpisah dengan istri, Darmanto pergi dari rumah dengan membawa dua anaknya. Setelah terkatung-katung sekitar satu bulan, dia ditampung oleh Kiai Affandi di ponpes asuhannya, Al Hidayah Tembakur.
“Selama ini saya tidak pernah punya suudzon pada dia,” kata Kiai Affandi dalam bahasa Jawa.
Pelaku akhirnya ditangkap di Terminal Kecamatan Jajag, Banyuwangi, sekitar 30 Kilometer dari lokasi kejadian. Dia ditangkap saat hendak melarikan diri ke luar daerah, Jumat (18/2/2022).
“Tersangka sudah kami tangkap sekitar pukul 11.05 WIB di Terminal Jajag,” jelas Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Nasrun Pasaribu mengatakan, pada wartawan.
Polisi sempat menginterogasi pelaku saat dibawa ke Mapolsek Pesanggaran. Proses interogasi ini direkam video yang beredar di kalangan awak media.
Dalam interogasi itu, pelaku mengaku dalam kondisi tidak sadar saat melakukan penusukan ke tubuh sang kiai. Dia merasa seperti kerasukan.
“Memang kita kayak kita dikendalikan orang, nggak sadar,” ungkap Sudarmanto dalam video itu.
Dari percakapan itu, pelaku bersikeras memang melakukan penusukan dalam kondisi tidak sadar. Namun, pengakuan itu masih perlu pendalaman apakah ada motif lain di balik kejadian tersebut.
“Itu sejak dari sorenya, sakit, sakit. Ya memang dari luar udah gak karuan lagi pikiran kita, memang tangan udah gemetar. Memang kalau sadar ngapain, lha kita sudah disitu kita ibaratnya numpang,” ungkapnya.
Kini, Sudarmanto mendekam di Mapolsek Pesanggaran untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. (bid)