bongkah.id – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jendral Pol. Listyo Sigit Prabowo menunjuk Inspektur Jenderal (Irjen) Pol. Paulus Waterpauw sebagai Kepala Badan Intelijen Keamanan (Kabaintelkam) Mabes Polri. Putra asli Papua itu menggantikan Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel, yang dimutasi sebagai Kalemdiklat Polri.
Keputusan itu tertuang dalam surat telegram nomor KEP/376/II/2021 tertanggal 18 Februari 2021 yang ditandatangani oleh Asisten Kapolri bidang SDM, Irjen Pol. Sutrisno Yudhi Hermawan atas nama Kapolri. Kabar itu dibenarkan Kadiv Humas Polri, Irjen Pol. Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Kamis (18/2/2021).
Sebelum ditunjuk Jendral Sigit sebagai Kabaintelkam Mabes Polri, Paulus adalah Kapolda Papua yang dijabat yang sejak 27 September 2019. Selain alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 1987 ini yang mengalami proses mutasi, adalah Komjen Pol. Arief Sulistyanto yang ditunjuk sebagai Kabaharkam menggantikan Komjen Pol. Agus Andrianto yang diangkat sebagai Kabareskrim. Posisi Kalemdiklat Polri yang ditinggalkan Arief diisi Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel. Jabatan Kabaintelkam yang dtinggalkan Rycko itulah yang kini diisi oleh Paulus Waterpauw.
Penunjukan Paulus sebagai Kabaintelkam sangatlah tepat. Ini merujuk dari torehan kariernya selepas dari Akpol, yang mayoritas ditempatkan di bidang intelejen. Saat berpangkat Letnan Dua (Letda) Polri, dia ditempatkan sebagai Pamapta Polresta Surabaya Timur Polda Jatim (1987). Setahun kemudian diangkat sebagai Wakasat Serse Polresta Surabaya Timur Polda Jatim (1988), yang bertanggungjawab mengkoordinir personil intelpam. Saat pangkatnya Letnan Satu (Lettu) Polri, dia ditarik ke Polwiltabes Surabaya Polda Jatim. Ia diangkat menjadi Kanit Interkrim Sat IPP (1990).
Dua tahun kemudian, pria kelahiran Fakfak, Papua Barat, ini dimutasi ke Polres Mojokerto Polda Jatim. Ia ditunjuk untuk menjabat Kasat Intelpam (1992). Jabatan itu diembannya selama lima tahun. Diakhir pangkat Kapten Polri yang disandang sejak 1993, ia dimutasi ke Polda Kalimantan Tengah. Ia ditugaskan sebagai Kasat Ops Puskodalops (1997).
Jelang kenaikan pangkatnya sebagai Mayor Polri, Paulus ditarik ke Mabes Polri. Ia dipromosikan sebagai Paban Muda Pada Paban IV/Kam Sintel Polri (1998). Dua tahun kemudian, ia ditunjuk sebagai Kapolsek Metro Menteng Polres Metro Jakpus Polda Metro Jaya (1 April 2000). Delapan bulan kemudian, dia ditugaskan sebagai Kapuskodal Ops Polres Jakarta Pusat (1 Desember 2000). Sepuluh bulan kemudian, dia ditunjuk sebagai Wakapolres Tangerang Polda Metro Jaya (05 September 2001). Enam bulan kemudian, pria bertanggal lahir 25 Oktober 1963 ini berkesempatan mengikuti Sespim Dediklat Polri (08 Mei 2002).
Setelah lulus Sespim Dediklat itu, alumni SMA Negeri 5 Surabaya ini ditugaskan ke bumi kelahirannya, Papua. Ia ditugaskan ke Polda Papua. Menjabat Kapolres Mimika sejak 14 Desember 2002. Setahun kemudian pangkatnya naik menjadi Ajun Komisaris Besar Polri (AKBP). Pada 21 Oktober 2005, ia dimutasi sebagai Kapolres Jayapura Kota. Dan, sejak 17 Februari 2006 ditarik ke Polda Papua untuk menjabat Dir Reskrim yang beberapa bulan kemudian, pangkatnya naik menjadi Komisaris Besar (Kombes).
Tiga tahun kemudian, tepatnya Paulus ditarik ke Bareskrim Polri. Ia menjabat sebagai Penyidik Utama TK II Dit III/Kor dan WWC sejak 13 Februari 2009. Satu tahun kemudian dia ditunjuk menjadi menjadi Widyaiswara Madya Sespim Polri mulai 24 Agustus 2020.
Setelah itu, karier Paulus terus menanjak. Ia harus kembali ke kampung halamannya. Ia dipercaya menjabat Wakapolda Papua sejak 19 Oktober 2011. Jabatan sebagai orang nomor dua di Polda Papua Papua itu diembannya sampai 19 Desember 2014. Selanjutnya dipromosikan sebagai Kapolda Papua Barat.
Pada 30 Juli 2015, Paulus dimutasi sebagai Kapolda Papua. Setelah dua tahun bertugas, dia ditarik ke Mabes Polri. Menjabat Wakabaintelkam mulai 18 April 2017. Namun, dua bulan kemudian, dia ditugaskan sebagai Kapolda Sumatra Utara mulai 2 Juni 2017. Setahun kemudian, dimutasi sebagai Tenaga Ahli Bidang Hukum dan HAM Lemhannas RI mulai 13 Agustus 2018.
Dua bulan kemudian, mulai 14 Oktober 2018, suami dari Roma Megawanti Pasaribu ini ditugaskan sebagai Analis Kebijakan Utama bidang Sespimti Sespim Lemdiklat Polri. Namun, setahun kemudian, dia kembali ditugaskan sebagai Kapolda Papua. Tugas keduanya sebagai Kapolda Papua itu mulai 27 September 2019. Penunjukan Paulus menjadi Kapolda Papua untuk kedua kalinya oleh Kapolri Jendral (Purn) Tito Karnavian itu, bertepatan dengan maraknya unjuk rasa berujung kerusuhan di sejumlah daerah di Papua.
Kerusuhan di Papua dan Papua Barat itu dipicu dari dugaan kasus rasialisme yang menimpa mahasiswa, yang menempati Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur. Pernyataan rasialisme itu yang ditujukan kepada mahasiswa Papua dari kelompok yang mengepung.
Kerap berdinas di Papua, Paulus juga tak akan lepas dari urusan mengatasi gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). KKB sendiri menjadi momok tersendiri bagi sektor keamanan di Papua sampai saat ini. Bahkan, baru-baru ini pada 13 Februari 2021 Kapolri Sigit menyetujui perubahan komando di lingkungan Satuan Tugas (Satgas) Nemangkawi. Satgas ini akan dipimpin seorang Kapolda.
Kapolri Sigit sudah menunjuk Paulus yang masih menjabat sebagai Kapolda Papua saat itu secara khusus, untuk memimpin Satgas Nemangkawi memberantas KKB. Tidak hanya itu, dia sudah berencana akan menambah pasukan ke wilayah-wilayah yang rawan KKB di Papua. Kantor Satgas Nemangkawi pun rencananya akan dipindahkan Paulus dari Timika ke Jayapura.
Dan, rencana cerdas ayah dari Raisa Serafina Waterpauw, Denzel Piereto Waterpauw, dan Ruth Emmanuella Waterpauw itu, kini tak bisa dia laksanakan. Ini karena posisinya yang kini sebagai Kabaharkam Polri. Rencana memindahkan kantor Satgas Nemangkawi dari Timika ke Jayapura itu, berpotensi direalisasikan oleh Brigjen Pol Mathius D Fakhiri, yang ditunjuk sebagai Kapolda Papua baru. Fakhiri sebelumnya menjabat Wakapolda Papua mendampingi Paulus. (rim)