bongkah.id – Masa dinas Whisnu Sakti Buana sebagai Wakil Wali Kota Surabaya ke-15 periode 2014-2020. Pun Wali Kota Surabaya ke-16 periode 2021, akan berakhir 17 Februari 2021.
Waktunya disesuaikan dengan waktu pelantikannya sebagai Wakil Wali Kota mendampingi Tri Rismaharini sebagai Wali Kota Surabaya, hasil Pilkada Surabaya 2015. Mereka dilantik Gubernur Jatim H. Soekarwo di Gedung Negara Grahadi sekitar pukul 13.00 pada 17 Februari 2016.
Sehari sebelum berakhirnya masa dinas, Selasa (16/2/2021) siang, Wali Kota Whisnu mengumpulkan para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat dan jajaran di lingkup Pemerintah Kota Surabaya di Balai Kota Surabaya.
Alumni ITS ini mengaku, mengumpulkan pejabat serta camat karena hari ini merupakan hari terakhir ia mengabdikan diri di lingkup Pemkot Surabaya sebab Selasa (17/2) harus purna tugas. Namun begitu, pria yang akrab disapa WS ini tak lupa berpesan kepada seluruh jajaran di lingkup Pemkot Surabaya agar terus bekerja mengabdikan diri untuk warga Kota Pahlawan.
“Saya ingin tetap berpesan kepada semua OPD agar nanti ke depan mereka terus bekerja dengan niatan mengabdikan diri untuk rakyat Surabaya,” uajrnya.
Selain mengucapkan terimakasih atas dukungan para Kepala OPD, Camat dan jajaran di lingkup Pemkot Surabaya pada dirinya, baik semasa menjabat Wakil Wali Kota Surabaya, Plt. Wali Kota Surabaya, dan selama 7 hari sebagai Wali Kota Surabaya. Dalam acara yang penuh haru itu, mantan Ketua DPC PDIP Surabaya itu menyampaikan permohonan maaf. Pun memuji kinerja seluruh jajarannya yang sangat luar biasa, selama dirinya mengabdi di Pemkot Surabaya.
“Saya berterima kasih kepada seluruh jajaran OPD, ASN dan non-ASN di Pemkot Surabaya yang telah bekerja luar biasa untuk Surabaya. Saya izin pamit, mohon maaf juga bila selama ini saya ada yang salah, karena apapun manusia hidup pasti ada salah dan dosa,” kata Whisnu di acara perpisahan itu.
Selama mengabdi di Pemkot Surabaya, Whisnu mengaku, jajarannya telah bekerja sangat maksimal dan luar biasa. Hal ini pun terbukti dalam implementasi penanganan COVID-19 dan vaksinasi di Kota Pahlawan yang luar biasa.
“Tadi pagi saya sampai dapat penghargaan juga dari Pak Menko PMK atas inisiatif menggelar donor plasma konvalesen di Kota Surabaya dan hari ini tertinggi di Indonesia. Penghargaan itu milik semua ASN di Pemkot Surabaya. Kebetulan saya yang mewakili untuk menerima penghargaan,” ujarnya.
Kepada seluruh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya, tak lupa Whisnu juga menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang telah berjalan selama ini. Bagi dia, Forkopimda Surabaya telah bekerja sangat luar biasa, untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Kota Pahlawan.
“Seluruh jajaran Forkopimda Surabaya sangat luar biasa. Kita bekerja bahu membahu untuk menyelesaikan masalah di Kota Surabaya ini,” katanya.
Selama mengabdi di Pemkot Surabaya, Whisnu juga mengaku memiliki kesan tersendiri. Ia menilai Surabaya telah bertransformasi menjadi kota metropolitan yang berkembang pesat dan mampu sejajar dengan kota-kota besar di seluruh dunia.
“Saya melihat Surabaya memang betul-betul berpacu, berlari untuk mengejar tujuan yang luar biasa untuk rakyat Surabaya. Makanya, tidak lagi bicara tingkat regional atau nasional, kita berbicara di tingkat internasional,” kata Whisnu.
Apalagi, lanjutnya, dalam dua tahun ke depan, Kota Surabaya akan menjadi salah satu tempat pelaksanaan Piala Dunia U-20. Bagi Whisnu, ini adalah gelaran yang luar biasa. Ia berharap dalam jeda dua tahun ini persiapan yang dilakukan Pemkot Surabaya bisa lebih baik lagi.
“Saya prediksi bulan depan atau April sudah selesai semua persiapan. Kita harapkan jeda dua tahun ini bisa lebih baik lagi dan kita sebagai tuan rumah memberikan kesan yang luar biasa,” tambahnya.
Meski ke depan Whisnu tak lagi bekerja di lingkup Pemkot Surabaya, namun ia memastikan bakal terus mengabdikan diri untuk warga Kota Pahlawan. Terlebih, selama mengabdi, cukup banyak kesan dan arti pelajaran hidup yang telah dia dapatkan.
“Artinya pengabdian ini tak akan berakhir hanya karena jabatan. Saya akan terus mengabdi buat rakyat Surabaya, dimanapun saya dan apapun posisi saya,” katanya.
Sebagaimana diketahui, putra mantan Sekjen DPP PDI Soetjipto Soedjono ini sempat digadang-gadang maju sebagai calon wali kota di Pilkada Surabaya 2020. Asumsi itu berdasar jam terbangnya sebagai politikus yang matang sebagai anggota DPRD Kota Surabaya. Pun dua kali menjadi Wakil Wali Kota Tri Rismaharini.
Jabatan Wakil Wali Kota Surabaya yang pertama, Whisnu menggantingkan Bambang DH, yang mencalonkan diri dalam Pilgub Jawa Timur 2013. Dia dilantik Gubernur Jatim H. Soekarwo pada hari Jumat tanggal 24 Januari 2014. Jabatan kedua diperoleh, setelag berpasangan dengan Risma berhasil memenangkan Pilkada Surabaya 2015.
Ironisnya, harapan para kader PDIP Kota Surabaya itu diporak-porandakan Risma. Lewat manuver politiknya sebagai pengurus DPP PDIP, alumni ITS ini melobi Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri untuk tidak merekomendasi Whisnu Sakti Buana yang kader PDIP tulen, maju sebagai calon wali kota dalam Pilkada 2020. Sebaliknya memilih karyawan Pemkot Surabaya yang selama ini merupakan “anak emasnya”. Yaitu Eri Cahyadi yang bukan kader PDIP. Pun tidak memiliki pengalaman politik. Namun, Risma menjamin Eri akan memenangkan Pilkada Surabaya dan PDIP dapat kembali berkuasa di Kota Surabaya.
Lobi politik Risma itu mampu menggoyahkan kebijakan politik Megawati. Anak kedua Bung Karno itu menerima permintaan Risma, karena jaminan akan peluang kemenangan Eri yang sangat besar. Pun dapat membuat PDIP kembali berkuasa di Kota Surabaya. Dan, Whisnu pun tergusur dalam perebutan rekomendasi PDIP untuk maju di Pilkada Surabaya 2020. Whisnua yang kader tulen PDIP dikalahkan Eri Cahyadi yang kader karbitan PDIP. (vd)