Dia melanjutkan, sampah yang dikumpulkan dan rekannya akan diambil oleh petugas setelah sepekan, dalam satu bulan penghasilan kelompok pemulung termasuk Saropah hanya Rp 700 ribu.
Untuk bertahan hidup, Saropah hanya berbekal uang Rp 700 saja dalam sebulan, menjadi seorang pemulung adalah satu-satunya mata pencahariannya. Ia bahkan mengaku tak mendapatkan bantuan sebagai warga miskin di Jombang.
“Meski tercatat sebagai seorang janda yang tidak mampu, belum ada satu bantuan yang saya terima termasuk PKH,” tutur dia.
Keberadaan Kelompok Pemulung termasuk Saropah di TPA Banjardowo juga dibenarkan oleh Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Ruang Terbuka Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang.
“Iya, mereka kami rekrut untuk menjadi pemulung, jumlah keseluruhan ada 15 orang, semua kami ambil dari warga wilayah setempat,” tandas dia. (ima)