Bongkah.id – Hingga hari keempat pasca pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di Pulau Laki, Kepulauan Seribu, tim Inafis Mabes Polri berhasil mengenali identitas empat jenazah korban. Sedangkan DNA yang telah diidentifikasi sebanyak 59 jasad dari total 62 penumpang dan kru pesawat.
Korban pertama yakni, Okky Bisma yang berhasil diidentifikasi Senin (11/1/2021) kemarin. Korban yang terdaftar sebagai pramugara pesawat Sriwijaya Air itu dikenali berdasarkan pencocokan sidik jari korban dengan E-KTP dan scan body part menggunakan alat khusus. (Baca: Basarnas Evakuasi 45 Kantong Jenazah, Baru 1 Korban Terdentifikasi).
Kemudian tiga korban lain berhasil diidentifikasi hari ini. Mereka adalah Fadly Satrianto, Co Pilot Sriwijaya Air yang terdaftar dalam manifest nomor 31.
Berdasarkan data e-KTP, Fadly Satrianto beralamat di Teluk Penanjung 17 RT 04/05 di daerah Pabean Cantian, Jawa Timur.
“Kami juga sudah melakukan perbandingan sidik jari, ini yang kami dapat. Perbandingan sidik jarinya dari E-KTP telunjuk kanan, yang berhasil kita identifikasi dari bagian tubuh yang kami dapatkan. Identik 12 titik persamaan,” jelas Kepala Pusat Inafis Polri Brigjen Pol Hudi Suryanto, Sealasa (12/1/2021).
Berikutnya, korban atas Asy Habul Yamin yang terdaftar sebagai manifest nomor 40 dalam penerbangan Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak. Pria yang diketahui kelahiran Sintang, 31 Mei 1984 itu beralamat di Jalan Sakti Nomor 7A, RT 05/06, Kelurahan Patukangan Selatan di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
“Ini sesuai dengan daftar manifest penerbangan Sriwijaya Air SJ-182 yang kami terima, yaitu nomor manifest 40. Sehingga diyakini korban ini benar-benar terdaftar dan naik pesawat Sriwijaya Air,” tutur Hudi.
Baca Juga: Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ-182 Diantar Tim Gabungan TNI AL ke JICT.
Terakhir, penumpang bernama Khasanah. Perempuan kelahiran Lamongan 28 Desember 1970 itu diketahui beralamat di Gang Lentoro Jalur III, RT 05/05, Kecamatan Pontianak Barat, Kalimantan Barat.
“Terdaftar sebagai penumpang dengan nomor manifest 28,” ujar Hudi.
Terpisah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan sebanyak 59 DNA korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 telah berhasil diidentifikasi.
“Masih kurang 3, namun menurut Sriwijaya akan dikirim hari ini,” jelas Budi dalam konferensi pers di Rumah Sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta Timur, , Selasa (12/1/2021).
Dalam kesempatan itu, Budi juga menghimbau kepada pihak Sriwijaya untuk memberikan dukungan kepada RS Polri untuk setiap proses identifikasi yang dijalankan. Ia juga meminta kepada Jasa Raharja untuk bisa dengan segera memberikan santunan kepada hak ahli waris korban.
“Hari ini santunan akan diberikan pada keluarga dari satu pramugara Sriwijaya Air SJ182 yang sudah diidentifikasi. Kolaborasi pencarian sudah dilakukan dengan baik,” jelas Budi Sumadi.
Budi mengapresiasi langkah yang diambil oleh segenap pihak dalam pencarian dan pertolongan Sriwijaya Air SJ 182 ini. Menurut Budi semua dilakukan dengan cepat dan terukur.
“Mulai dari proses tahapan identifikasi keluarga korban dan memberikan dukungan terhadap keluarga korban, patut diapresiasi. Atas nama pribadi dan pemerintah, saya ucapkan terima kasih,” tuturnya.
Pesawat Sriwijaya nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pada pukul 14.40 WIB. Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Beberapa jam kemudian, pesawat dilaporkan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Berdasarkan data manifest, SJ 182 membawa 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut 40 orang dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi. Sedangkan 12 kru terdiri dari 6 kru aktif dan 6 kru ekstra. (bid)