bongkah.id – Tahta Perdana Menteri Israel makin panas. Benjamin Netanyahu tak lagi nyaman menduduki. Terus digoyang warga Israel. Pun para koleganya yang kini menentang. Balapan mengungkap rangkaian korupsi yang dilakukan Ketua Parta Likud itu selama menjabat sebagai penguasa Israel. Pun kegagalannya memimpin kabinet dalam menangani krisis pandemi Covid-19. Yang membuat angka pengangguran mencapai 21,5%. Pun membuat ekonomi diperkirakan akan menyusut 6% pada 2020.
Goyangan warga Israel terbaru terjadi Sabtu (8/8/2020) waktu setempat. Ribuan warga di Yerusalem berunjuk rasa di depan kediaman Netanyahu. Amarah massa antipemerintah memuncak atas dugaan korupsi yang dilakukan pria kelahiran Tel Aviv pada 21 Oktober 1949 itu. Pun kebijakannya dalam menangani pandemi Covid-19.
“Waktumu habis!” suara mereka dituangkan dalam spanduk-spanduk yang membentang sambil mengibarkan bendera Israel.
Para pedemo meminta Netanyahu mengundurkan diri. Alumni Institut Teknologi Massachusetts dan MIT Sloan School of Management ini dinilai gagal melindungi para pekerja. Pun sektor bisnis yang terdampak pandemi. Gelombang protes terhadap Netanyahu kian meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Protes telah meluas di luar rumah dinas Netanyahu tersebut. Ribuan orang berkumpul di jembatan dan persimpangan jalan raya.
Seorang pengunjuk rasa, Yael, mengaku kehilangan pekerjaannya di sebuah restoran di Tel Aviv. Ia korban kebijakan bantuan pemerintah yang terlambat datang.
“Kalian berpikir, bahwa krisis sekali seumur hidup seperti ini akan mendorong Netanyahu untuk bertindak. Faktanya tidak. Cukup sudah,” kata Yael.
Sementara Partai Likud. Partai sayap kanan yang dipimpin Netanyahu, malah menuding protes ini diinisasi oleh kelompok sayap kiri. Likud juga menuding salah satu media lokal di Israel, melakukan segala cara untuk memberitakan demonstrasi sayap kiri dari lawan Netanyahu.
“Netanyahu berjuang untuk mengembalikan ekonomi Israel ke normal. Mencari cara mentransfer dana dan hibah kepada warga Israel,” kata Likud dalam sebuah pernyataan yang diposting ke halaman Twitter Netanyahu.
Mei lalu, Israel resmi mencabut lockdown. Banyak pembatasan juga telah dicabut. Untuk menghidupkan kembali aktivitas bisnis. Ironisnya hingga kini, tingkat pengangguran di Israel berada di angka 21,5%. Dus, perekonomi nasional diperkirakan akan berkontraksi 6% pada tahun 2020.
RANGKAIAN SKANDAL
Dalam kasus korupsi, Netanyahu didakwa terlibat deretan skandal. Misalnya skandal suap, skandal penipuan, hingga pelanggaran kepercayaan publik. Kasus yang menjeratnya diberi sandi Case 1000, Case 2000, dan Case 4000.
Sebagaimana dilansir Times of Israel, dalam Case 1000 atau yang disebut sebagai “Skandal Hadiah”. Netanyahu diduga “secara sistematis” menuntut hadiah sekitar US$ 282.000 (Rp4,1 miliar) dari donatur miliarder. Termasuk dari Arnon Milchan. Pun pemilik resort Australia James Packer, dengan imbalan bantuan.
Case 1000 menuduh, sebagai imbalan atas bantuan politik, Netanyahu dan istrinya menerima hadiah mewah termasuk sampanye merah muda, cerutu dan perhiasan senilai sekitar US$ 280.000 atau Rp 4,1 miliar. Hadiah itu berasal dari dua milyarder Australia James Packer dan produser Hollywood Arnon Milchan. Packer dilaporkan mencari kewarganegaraan Israel, yang akan memberinya keuntungan pajak yang signifikan. Milchan menginginkan hukum yang akan memotong pajak untuk orang Israel yang menghabiskan waktu di luar negeri. Netanyahu juga dilaporkan membantu para maestro Hollywood memperoleh visa 10 tahun AS dan memajukan kepentingan bisnisnya.
Pada Case 2000 melibatkan dugaan Netanyahu mencoba mencapai kesepakatan yang akan memberinya liputan positif di surat kabar terbesar kedua Israel, Yedioth Ahronoth. Sebagai ganti mengucilkan media saingannya, Israel Hayom, seperti dilansir dari Haaretz. Netanyahu telah lama berupaya meredam pengaruh Israel Hayom. Sebuah surat kabar pro-Netanyahu yang didirikan dan dibiayai raja kasino Sheldon Adelson.
Dengan mencocokkan tanggal panggilan telepon dengan berita utama yang muncul di surat kabar, reporter Channel 10 Raviv Drucker mampu menunjukkan bukti tidak langsung pengaruh Netanyahu pada berbagai berita utama. Netanyahu juga melakukan kesepakatan dengan Arnon Mozes. Penerbit surat kabar Israel Yedioth Ahronoth. Dalam percakapan yang direkam. Netanyahu menawarkan pemotongan sirkulasi Israel Hayom. Namun, Yedioth wajib memberi imbalan pemberitaan yang lebih menguntungkan dari Israel Hayom.
Sedangkan dalam Case 3000. Yang dikenal sebagai “The Submarine Affair” (skandal kapal selam). Case 3000 ini merupakan skandal paling serius yang menjerat Netanyahu. Meskipun bukan tersangka dalam kasus ini. Namun, tiga orang kepercayaannya terlibat.
Dilaporkan harian Haaretz, pembuat kapal Jerman ThyssenKrupp, yang diwakili di Israel oleh tersangka utama dalam skandal Michael Ganor. Ia diduga menyuap pejabat pertahanan tingkat tinggi untuk kesepakatan. Ganor menandatangani perjanjian mengubah saksi negara dalam kasus tersebut. Sebagai imbalan bersaksi melawan tersangka lain. Ganor hanya menjalani hukuman satu tahun penjara dan didenda US$ 2,8 juta (Rp 41 miliar). Ironisnya pengacara pribadi, penasehat dan yang juga sepupu Netanyahu, David Shimron menjadi pengacara Ganor.
Pada Case 4000. Yang populer sebagai “Skandal Bezeq“. Skandal korupsi ini berawal dari laporan pengawas keuangan negara. Yang diterbitkan pada Juli 2017. Rahasia hubungan Kementerian Komunikasi dan Bezeq. Perusahaan raksasa telekomunikasi Israel.
Laporan menyebutkan Shlomo Filber, Direktur Jenderal Kementerian Komunikasi dan mantan asisten utama Netanyahu, menyediakan dokumen-dokumen rahasia untuk Bezeq. Pun informasi lain dari mana perusahaan itu memperoleh keuntungan. Netanyahu menunjuk Filber di Kementerian Komunikasi, setelah memecat Avi Berger. Dirjen Kementerian Komunikasi sebelumnya. Berger dipecat, setelah mencoba memajukan reformasi broadband yang akan merugikan Bezeq.
Laporan Pengawas Keuangan Negara juga menemukan fakta. Netanyahu saat menjabat menteri komunikasi, tidak mengungkapkan persahabatannya dengan Shaul Elovitch. Pemegang saham di Bezeq. Pengungkapan ini diperlukan mengingat Netanyahu memiliki wewenang memutuskan kebijakan yang menguntungkan Bezeq. Dengan pertukaran untuk liputan positif dari situs berita Walla milik Bezeq.
Dalam skandal korupsi tersebut kepolisian Israel telah menetapkan istri Netanyahu, Sara Netanyahu sebagai tersangka. Sebagaimana dilansir Jewish Telegraphic Agency edisi 1 September 2018, seorang wakil polisi di Pengadilan Distrik Tel Aviv sehari sebelumnya menegaskan, Sara Netanyahu telah berstatus tersangka dalam kasus yang dikenal sebagai Case 4000. Sementara suaminya telah ditetapkan tersangka enam bulan sebelumnya. (ima)