ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan

bongkah.id – Mobilitas warga di Jawa Timur dan Bali harus diperketat. Kebijakan itu wajib dilakukan, karena masih banyak wilayah yang penurunan mobilitasnya belum signifikan. Pun terus bertambahnya wilayah berstatus zona hitam Covid-19 di kedua daerah tersebut.

Demikian Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam rapat koordinasi implementasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jatim dan Bali secara virtual pada hari Rabu (7/7/2021), seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima bongkah, Kamis (8/7/2021).

ads

“Sampai tanggal 6 Juli, kita lihat kabupaten/kota yang berwarna hitam masih banyak di Jawa Timur dan Bali. Penurunan mobilitasnya belum signifikan. Ini perlu mendapatkan perhatian lebih ketat, kuncinya pengetatan,” kata Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali itu.

Strategi menurunkan kasus Covid-19 di suatu wilayah, menurut dia, idealnya dibutuhkan penurunan mobilitas warga sebesar 50 presen. Namun, target ideal itu peluangnya berat untuk dipenuhi sebuah daerah. Prosentase penurunan mobilitas yang berpotensi mampu diraih sebuah daerah, adalah 30 prosen. Prosentase minimum yang memiliki peluang menurunkan angka kasus secara bertahap.

Dikatakan, dari data yang dimiliki tercatat ada 10 kabupaten/kota dengan penurunan mobilitas terendah di Bali dan Jawa Timur. Yaitu Karangasem Bali dengan penurunan mobilitas 4,72 persen, Tabanan Bali 7,00 persen, Jembrana Bali 7,11 persen, Buleleng Bali 8,42 persen, Bangli Bali 9,53 persen, Klungkung Bali 9,83 persen, Denpasar Bali 10,12 persen dan Badung Bali 10,75 persen.

Sementara di Jawa Timur, penurunan mobilitas paling rendah terjadi di Kabupaten Mojokerto, Jember, Banyuwangi, Nganjuk, dan Kota Pasuruan. Selain itu, peningkatan penurunan mobilitas di Jawa Timur terjadi di semua kabupaten/kota. Hanya Kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Kota Batu yang belum menunjukkan kemampuan menurunkan mobilitas warganya..

Dari data tersebut, secara tersirat mencerminkan belum ada kabupaten kota di Jawa Timur maupun Bali yang mengalami penurunan mobilitas lebih dari 30 persen. Prosentase Jatim dan Bali lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya. Karena itu, dibutuhkan upaya lebih keras pemda dalam menurunkan mobilitas. Setidaknya sebesar 30 persen yang menunjukkan pertumbuhan, seiring  perjalanan waktu.

Untuk penurunan mobilitas, ditegaskan,  setiap pemda perlu fokus pada aktivitas masyarakat di malam hari. Indikator lampu di malam hari masih menunjukkan kecenderungan peningkatan, terutama di Bali.

Selain itu, juga perlu penertiban yang tegas dari aparat, khususnya disiplin penggunaan masker yang rendah. Pun aktivitas malam hari di Bali yang dilakukan oleh wisatawan.

Karena itu, Luhut meminta kepada pemerintah daerah, bersama TNI dan Polri untuk dapat menekan pergerakan masyarakat delama masa PPKM Darurat. Juga, kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan. (bid-03)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini