
Bongkah.id – Udara di Desa Mancar, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, masih lengang. Jalan raya yang biasanya sibuk di siang hari berubah menjadi lintasan sunyi di bawah cahaya lampu jalan yang temaram. Namun di tengah keheningan itu, suara dentuman keras memecah malam sekitar pukul 01.30 WIB.
Sebuah sepeda motor Yamaha Aerox dengan nopol H 6846 SU melaju dari arah selatan menuju utara. Di atas kendaraan itu, duduk dua anak muda asal Jawa Tengah, M. Rafli Ardianto (25), warga Desa Sumberjo, Kendal, dan rekannya, Tristanto Agustin Indriyani (20), warga Semarang Barat.
Diduga melaju dalam kecepatan tinggi, kendaraan yang mereka tumpangi mendadak kehilangan kendali. Motor tergelincir dan menabrak pembatas jalan.
Dentuman keras itu sontak mengagetkan warga sekitar, termasuk dua saksi mata, Mulyadi (55), yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian.
“Kencang sekali bunyinya, seperti ledakan. Kami langsung keluar rumah, ternyata ada motor terguling dan dua orang tergeletak,” ujar Mulyadi (55), warga sekitar yang menjadi saksi mata pertama di lokasi kejadian, Minggu (8/6/2025).
Gangsar (32), warga lain yang turut membantu evakuasi, menyampaikan kondisi saat itu begitu panik. Rafli mengalami luka parah di bagian kepala. Nyawanya tak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia di RSUD Jombang. Tristanto, penumpang di belakangnya, mengalami luka cukup serius dan hingga kini masih dirawat intensif di rumah sakit yang sama.
“Yang satunya itu masih sadar, tapi shock. Sementara satunya lagi sudah tidak bergerak. Kami langsung hubungi polisi dan ambulans,” tuturnya.
Pihak kepolisian membenarkan bahwa lakalantas tersebut tidak melibatkan kendaraan lain.
“Ya benar, lakalantas terjadi di jalan raya Desa Mancar, Peterongan, penyebab masih kita dalami,” ungkap Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang Ipda Siswanto.
Menurut keterangan polisi, tidak ditemukan unsur tabrakan dengan kendaraan lain. Semua mengarah pada satu hal, kecelakaan tunggal akibat hilangnya kendali atas laju kendaraan.
“Kerugian material yang ditaksir akibat insiden ini mencapai sekitar Rp500.000,” jelasnya.
Namun lebih dari sekadar angka, kecelakaan ini menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban. Bagi Rafli, perjalanan itu menjadi yang terakhir. Sedangkan bagi Tristanto, malam itu menjadi titik balik antara hidup dan maut, sebuah peristiwa yang mungkin tak akan pernah ia lupakan. (Ima/sip)