Bongkah.id – Squad elite pemburuh warga terinfeksi Covid-19, telah dimiliki Pemprov Jawa Timur. Pasukan yang dibentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim itu, bergelar Squad “Covid-19 Hunter”. Tugas mulianya yang dibebankan saat ini, memburu warga berstatus orang tanpa gejala (OTG) dan pasien dalam pengawasan (PDP) ke berbagai daerah di wilayah Jatim.
“Tugas squad elite ini sebenarnya sama dengan tim penanggulangan yang sudah ada. Namun, sistem kerjanya lebih ditingkatkan. Tim ini setiap hari mencari OTG dan PDP di daerah untuk mendapatkan penanganan perawatan optimal secepatnya.,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Kamis (04/06/2020) malam.
Target pembentukan squad elite ini, menurut Gubernur Jatim ini, menghentikan peningkatan angka pasien positif Covid-19 di Jatim, khususnya di daerah. Ini karena OTG dan PDP sama-sama berpotensi cukup tinggi untuk terkonfirmasi positif, sehingga harus segera mendapat penanganan khusus.
“Potensi OTG kemungkinan positif sampai dengan 35 persen, sementara PDP hingga 55 persen,” ujar mantan Mensos ini.
Saat ini, dikatakan, squad ini menyisir beberapa daerah di Jatim yang memiliki catatan angka OTG dan PDP terbesar (di atas 50 persen), yaitu Sidoarjo, Kediri, Tulungagung, Gresik, Bangkalan, Lamongan, Madiun, Nganjuk dan Probolinggo.
Selain itu, tim yang mulai diyerjunkan per Jumat, 5 Juni 2020, akam mendapat dukungan dari aparat TNI dan Polri. Demikian pula tim kedokteran dari masing-masing daerah.
Berdasarkan data, jumlah PDP dan OTG di 10 daerah tersebut mencapai 52 persen di Jatim. Daftar nama mereka sudah dikantongi Dinas Kesehatan masing-masing kabupaten/kota.
“Tim diharapkan menyisir 100 persen dan dilakukan tes cepat. Jika hasilnya reaktif segera dilakukan tes swab. Kalau OTG dan PDP ini sudah terkonfirmasi, solusinya bisa masuk diobservasi atau diisolasi di rumah sakit,” katanya.
Di tempat sama, Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi menyampaikan tim di lapangan melakukan pemeriksaan yang titik-titiknya ditentukan oleh masing-masing daerah.
Setiap hari, lanjut dia, tim dari provinsi melakukan screening terhadap 150 orang. Melakukan rapid test, VTM, dan catridge yang telah disiapkan provinsi.
“Pemeriksaan 150 orang setiap hari agar tim pemeriksa tidak capek, sebab kalau sudah capek malah tidak cermat,” tutur direktur utama RSUD dr Soetomo Surabaya tersebut. (ima)