Gapura Wringin Lawang di sore hari. Bongkah.id/Karimatul Maslahah/
Gapura Wringin Lawang di sore hari. Bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id – Di tengah hiruk-pikuk modernitas Kabupaten Mojokerto, berdiri sebuah gapura merah bata yang seakan tak terpengaruh oleh zaman. Namanya Wringin Lawang, berarti Pintu Beringin. Ia merupakan potongan waktu yang membeku sejak abad ke-14, saksi bisu kejayaan Kerajaan Majapahit.

Terletak di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, gapura ini menyambut siapa pun yang datang dengan wibawa diam. Arsitekturnya menjulang, simetris, dan kokoh.

ads

Setelah dilakukan pemugaran pada awal 1990-an, untuk memperbaiki sebagian tubuh dan puncak gapura sisi utara yang telah hilang. Kini, Gapura tersebut memiliki panjang 13 meter, lebar 11,5 meter dan tinggi 15,5 meter. Jarak antara dua bangunan gapura selebar 3,5 meter, dengan tangga berjumlah tujuh undakan di bagian barat, dan tangga berjumlah empat undakan di bagian timur.

Setelah melalui proses pemugaran, Wringin Lawang menjadi salah satu gapura agung peninggalan Majapahit yang utuh berdiri hingga hari ini. Bentuknya candi belah atau bentar, khas arsitektur Majapahit yang digunakan untuk menandai pintu masuk bangunan penting.

Tidak sulit membayangkan bagaimana para pejabat kerajaan atau tamu agung dulunya melangkah melewati gerbang ini. Konon, Wringin Lawang dulunya merupakan pintu masuk menuju kediaman tokoh penting Majapahit, bahkan diyakini sebagai gerbang menuju rumah Mahapatih Gajah Mada. Meskipun belum ada bukti arkeologis pasti yang menguatkan teori ini, namun aura megah dan sakral tetap terasa kuat.

Gapura Wringin Lawang disebut menjadi bagian dari kompleks bangunan elite Majapahit. Letaknya strategis, menghadap ke jalan utama, dan gaya bangunannya menunjukkan fungsinya yang bukan sembarangan.

Bahan bangunannya terbuat dari bata merah khas Majapahit yang tersusun rapi tanpa semen, teknik yang masih menjadi misteri hingga kini. Jika diperhatikan dari dekat, sambungan-sambungan batu bata seolah menyatu tanpa cela, kekokohan yang berhasil bertahan lebih dari enam abad.

Bagi para pelancong, Wringin Lawang bukan hanya tempat berfoto. Ia adalah pintu menuju imajinasi tentang masa ketika Majapahit mengukir namanya di antara peradaban besar Asia Tenggara. Sebuah pengingat diam bahwa kejayaan sejati bukanlah gemerlap sesaat, melainkan warisan yang terus dikenang. (ima/sip)

10

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini