Kepala sekolah SDN Jombatan 6, Nur Salim saat menunjukkan data siswa yang mendaftar./bongkah.id/Karimatul Maslahah/
Kepala sekolah SDN Jombatan 6, Nur Salim saat menunjukkan data siswa yang mendaftar./bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id – SPMB tingkat SD Negeri di Kabupaten Jombang memang telah selesai dilaksanakan pada 30 Juni 2025 lalu. Namun, kabar kurang menggembirakan datang dari puluhan sekolah yang gagal memenuhi kuota ideal, 28 siswa per kelas.

Dari ratusan SD Negeri, tercatat ada 47 sekolah yang hanya mendapatkan murid kurang dari 10 orang. Bahkan tiga di antaranya sama sekali tak mendapat pendaftar.

ads

Salah satunya adalah SD Negeri Jombatan 6 Kecamatan Jombang. Tahun ini, hanya enam anak yang tercatat sebagai peserta didik baru di sana. Nur Salim, Kepala SDN Jombatan 6, tak bisa menutupi keprihatinannya.

“Untuk saat ini, karena jumlah peserta didik menurun, kita ikut menurun, kita dapat 6 siswa,” terangnya pelan, di sela tumpukan berkas pendaftaran yang tak seramai dulu, Kamis (3/7/2025).

Nur Salim mengatakan, sepinya pendaftar bukan hal baru di sekolahnya. Letaknya yang jauh dari jalan besar membuatnya kurang dilirik orang tua. Belum lagi, tak banyak Taman Kanak-Kanak yang bisa menjadi penyokong murid.

“Di dekat sini hanya ada 1 TK saja, jadi memang kita menampung masyarakat yang di sekitar sini, dan karena jumlah siswa di TK sedikit, kita dapatnya juga sedikit,” tuturnya.

Tahun ini bahkan menjadi rekor terendah pendaftar dalam lima tahun terakhir. “Sebelumnya itu ya masih 12-15 orang, baru tahun ini dapat 6,” imbuhnya, menahan nada kecewa.

Dari data di laman resmi spmbsd-jombangkab.com, tercatat 470 SD Negeri di Jombang telah menuntaskan tahapan SPMB 2025. Namun, beberapa di antaranya benar-benar sepi. SDN Selorejo Mojowarno, SDN Kertorejo 1 Ngoro, dan SDN Pojokklitih 3 tercatat nihil pendaftar.

Tak hanya itu, ada pula sekolah yang murid barunya bisa dihitung dengan jari. SDN Jabon 2 dan SDN Sumberaji 2 Kabuh hanya mendapat dua siswa. SDN Wonokerto Wonosalam dan SDN Kaliwungu Jombang masing-masing mendapat tiga siswa. Sementara SDN Tambakrejo Jombang dan SDN Marmoyo Kabuh hanya empat siswa.

Fenomena bangku kosong ini dibenarkan Rhendra Kusuma, Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang. Ia tak menampik ada banyak faktor yang memengaruhi sepinya pendaftar di beberapa SD Negeri.

“Ya memang dari laporan yang ada kondisinya demikian. Faktornya juga banyak, bisa karena ada pilihan sekolah lain, atau jumlah siswa di lingkungan tersebut yang terbatas,” ungkap Rhendra.

Meski begitu, Rhendra menegaskan bahwa 30 Juni 2025 bukanlah batas akhir. Masih ada celah harapan melalui tahapan pemenuhan pagu yang akan digelar 4 hingga 8 Juli mendatang.

“Jadi bisa lewat situ nanti, namun kalau sampai pemenuhan pagu jumlahnya tidak berubah, ya mau bagaimana lagi,” pungkasnya.

Sementara di halaman sekolah-sekolah itu, ayunan, lapangan voli kecil, dan dinding ruang kelas masih menunggu tawa anak-anak baru. Entah berapa bangku yang akan benar-benar terisi di tahun ajaran baru nanti. (Ima/sip)

27

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini