Bongkah.id – Wanita bersuami lebih dari satu (poliandri) yang tabu bahkan dilarang oleh norma umum, justru menjadi tradisi beberapa etnis di sejumlah negara. Menarik untuk dicermati adalah pengaturan rumah tangga, hubungan intim istri dengan para suaminya, sampai pada memastikan ayah dari anak yang dilahirkan.
Salah satu etnis yang masih melestarikan tradisi poliandri adalah suku Toda di India Selatan. Suku ini menerapkan poliandri fraternal yakni para lelaki bersaudara akan berbagi istri.
Kendati istri yang bersuami banyak, namun dominasi di keluarga tetap dipegang kaum laki-laki atau suami. Tradisi ini mengingatkan pada epos Mahabharata yang menceritakan seorang Draupadi menikah dengan Pandawa, lima laki-laki bersaudara yang menjadi protagonis dalam cerita tersebut.
Pengalaman poliandri fraternal layaknya Darupadi dan Pandawa Lima ini bisa disimak dari kisah Rajo Verma (28), perempuan yang tinggal di sebuah desa terpencil dan miskin di dekat kota Dehradun, negara bagian Uttarakhand, India. Rajo memiliki lima suami yang semuanya kakak beradik.
Mereka adalah Guddu dan empat adiknya, Baiju (32), Sant Ram (28), Gopal (26) dan Dinesh (19). Kelima saudara itu menikahi Rajo secara bersamaan pada tahun 2009 silam. Seorang istri bersama lima suaminya ini bahkan tinggal serumah dan tidur bersama dalam satu selimut.
Pada awal-awal rumah tangganya, Rajo merasa canggung menjalani kebiasaan aneh itu. Namun, seiring waktu Rajo menjadi terbiasa hingga merasa nyaman. Malah kini, Rajo sudah nyaman ketika harus melayani suaminya di ranjang secara bergiliran setiap malam.
“Berhubungan intim setiap malam dalam satu tempat tidur sudah biasa,” ujar Rajo dikutip dari The Sun.
Meskipun sebetulnya, fenomena itu pun sudah biasa ada di dalam sukunya yang mentradisikan poliandri. Rajo sendiri pun tak tahu siapa ayah kandungnya, karena sang ibu juga menikahi tiga suami.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, pikiran orang-orang suku Tado mulai terbuka dan maju. Mereka sudah mulai melakukan tes DNA untuk mengetahui ayah dari anak yang dilahirkan seorang istri berpoliandri.
Tes DNA ini juga bertujuan menyelesaikan perselisihan dan warisan untuk si anak di masa depan. Apalagi, semangat lahirnya tradisi poliandri di suku ini salah satunya memang untuk menjaga tanah keluarga agar tidak terbagi ke orang lain.
Makanya, seorang wanita biasanya menikahi seorang laki-laki sekaligus bersama semua saudara laki-lakinya.
Kini, dari penikahannya dengan lima suami yang sudah 11 tahun berjalan, Rajo tak pernah merasa risih. Sebaliknya, ia merasa sangat bahagia mendapat perhatian dan kasih sayang dari banyak laki-laki secara legal.
“Saya mendapatkan lebih banyak perhatian, dan cinta daripada kebanyakan wanita lain di dunia,” kata Rajo membagikan kisahnya dengan bangga.
Bagi pihak pria atau suami yang berbagi satu istri seperti Guddu bersaudara, tradisi ini juga menjadi solusi bagi pria yang kesulitan menemukan istri. Makanya, Guddu tidak cemburu harus harus berbagi istri dengan saudaranya.
Meskipun harus berbagi istri dengan saudaranya, Guddu tidak cemburu, dan mengatakan kisah rumah tangganya.
“Kami semua berhubungan intim dengannya, tetapi saya tidak merasa cemburu karena kami adalah keluarga bahagia,” katanya.
Selain di India, tradisi poliandri juga masih bisa ditemukan di beberapa daerah terpencil di negara lain dekat Pegunungan Himalaya seperti Tibet dan suku Mosao, China. Dan beberapa negara Afrika seperti Suku Massai (Kenya) dan Suku Guanches, penduduk asli Kepulauan Canary di barat laut pesisir Afrika. (bid)